Presiden PKS Terlibat Suap
Dijadikan Tersangka oleh KPK, Tetangga Luthfi di Malang Tidak Kaget
Rumah Luthfi Hasan Ishaaq, MA, Presiden PKS di Jalan Moro Tanjek RT 1 RW 7 Kelurahan Purwoasri, Kecamatan Singosari, Rabu (30/1/2013) malam

TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Rumah Luthfi Hasan Ishaaq, MA, Presiden PKS di Jalan Moro Tanjek RT 1 RW 7 Kelurahan Purwoasri, Kecamatan Singosari, Rabu (30/1/2013) malam sepi. Hanya satu penjaga bernama Mahfud yang berada di rumah besar dengan halaman luas ini.
Tak banyak keterangan yang bisa disampaikan oleh Mahfud saat Surya datang ke rumah Luthfi. Termasuk mengenai pernyataan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengenai keterlibatan Luthfi dalam kasus dugaan suap anggaran DPRD.
"Masa..?? Saya tidak tahu. Karena saya belum lihat televisi sama sekali. Saya benar tidak tahu mengenai kabar itu," ucapnya.
"Kalau mengenai hal itu (Luthfi dikaitkan kasus suap) baiknya yang komentar pak Nazer, kerabat dari umi pak Luthfi. Kalau saya tidak tahu apa-apa," lanjut Mahfud.
Mahfud lebih lanjut mengatakan, rumah tersebut tidak ada aktivitas berarti. Keluarga besar Luthfi jarang datang ke rumah di Purwoasri karena hampir seluruh aktivitas di Jakarta.
"Tapi sekali datang, rumah akan penuh. Banyak orang yang datang. Pak Luthfi terakhir pulang ya sebelum lebaran Haji. Setelah itu balik ke Jakarta," ucapnya.
Sementara itu beberapa warga mengaku sudah tahu jika inisial LHI yang dimaksud KPK adalah Luthfi Hasan Ishaq yang merupakan tetangga mereka.
"Waktu lihat televisi, ya langsung menduga kalau itu pak Luthfi. Karena tahu saya LHI itu Luthfi," kata Masfud, warga sekitar kediaman Luthfi saat ditemui Surya.
Masfud ditemui saat kumpul bersama warga lain di warung kopi yang letaknya hanya sekitar 20 meter dari kediaman Luthfi.
"Waktu itu ya nonton televisi disini bareng yang lain. Saat itu ya langsung ngeh aja," lanjutnya.
Masfud terlihat sama sekali tidak kaget. Nada suara dan wajahnya biasa saja mengenai fakta bahwa tetangganya yang merupakan pejabat partai terlibat suap.
"Ya mau apa lagi. Dia mau begitu kami juga tetap begini," ucapnya santai. "Dan apa untungnya buat saya atau kami,"tambahnya.
Sementara itu Bagong mengaku tahu Luthfi semasa kecil. "Hanya tahu saja, tidak akrab. Sekolah SDnya beda. Hanya sesekali aja ketemu," ucapnya.
Bagong yang mengatakan kelahiran tahun 1952 tak banyak mengenal Luthfi karena setelah lulus SD, Lutfi pindah dari Purwoasri. Sama dengan Masfud, Bagong sama sekali tidak kaget dan peduli dengan berita Lutfi terkait suap dan akan ditangkap KPK.
"Ya mau diapakan lagi," ucapnya enteng.
(Wahyu Nurdiyanto/Hestri Kristanti)