Konflik Partai NasDem
Petinggi Demokrat Sudah "Ramalkan" Hary Tanoe Akan Keluar
Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Ahmad Mubarok, tidak heran jika konglomerat media Hary Tanoe keluar mundur

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Ahmad Mubarok, tidak heran jika konglomerat media Hary Tanoe keluar mundur sebagai Ketua Dewan Pakar Partai NasDem.
Bahkan jauh hari sebelumnya, Mubarok sudah "meramalkan" Hary Tanoe tidak akan betah di NasDem dan keluar dari partai itu.
"Saya sudah sejak dulu "ramalkan" tidak akan tahan lama," kata Mubarok kepada Tribunnews.com, Selasa (22/1/2013).
Mubarok menilai tepat putusan Hary Tanoe tidak berpolitik.
"Dia lebih bagus jadi pebisnis yang sukses. Hasilnya untuk kegiatan sosial, tidak usah di politik," kata Mubarok.
Dikatakan jika orang bisnis terjun di politik maka akan menjadi conflic of interest.
Dia mencontohkan di Amerika Serikat seorang politisi banyak dari kalangan pebisnis.
"Tapi di Indonesia pebisnis jadi politisi akan mengacaukan sistem.
Dan seringkali berbeda kepentingan politik dengan kepentingan bisnis," kata dia.
Hal sama, menurut Mubarok, terjadi pada Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie yang dikenal pebisnis pemilik Bakrie Group.
"Sejak jadi ketua umum Golkar dia repot. Kalau bisnisnya berantakan maka di Golkar juga goyang," kata dia.
Oleh karena itu, setelah keluar dari NasDem maka Mubarok menyarankan Hary Tanoe tidak usah masuk partai lagi.
"Bantu partai boleh tapi tidak perlu masuk anggota partai," kata Mubarok.