Kamis, 2 Oktober 2025

Andi Mallarangeng Jadi Tersangka

Achmad Mubarok: Banyak Kader yang Tidak Cerdas dan Tak Santun

Penetapan tersangka Andi Alifian Mallarangeng oleh KPK mempengaruhi citra Partai Demokrat.

Editor: Widiyabuana Slay
zoom-inlihat foto Achmad Mubarok: Banyak Kader yang Tidak Cerdas dan Tak Santun
Warta Kota/Henry Lopulalan
PINDAH RUMAH - Sejumlah petugas membenahi barang-barang di kediaman mantan Menpora Andi Mallarangeng, di kompleks menteri Widya Chandra, Jakarta Selatan, Jumat (7/12/2012) malam. Barang-barang itu akan dikirim ke rumah pribadi Andi Mallarangeng di kawasan Cipayung, Jakarta Timur. (Warta Kota/ Henry Lopulalan)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penetapan tersangka Andi Alifian Mallarangeng oleh KPK mempengaruhi citra Partai Demokrat. Namun, Anggota Dewan Pembina Demokrat Achmad Mubarok mengatakan adanya status tersebut membuktikan tidak ada intervensi hukum terhadap KPK.

Menurut Mubarok, adanya kejadian tersebut memiliki sisi positif dan negatif. "Positif kalau partai menanggapinya dengan positif, karena ada dewan pengawas yang terus memantau itu," kata Mubarok usai acara Deklarasi Forum Peduli Memerangi Korupsi (FPMK), Jakarta, Minggu (9/12/2012).

Menurut Mubarok, Demokrat bisa pula dicap sebagai partai paling korup. Namun, ia membantahnya. Mubarok kemudian menggunakan data yang dikeluarkan Sekretaris Kabinet Dipo Alam.

"Kalau kata Dipo Alam bukan partai terkorup, yang disebutkan Golkar dan PDIP. Itu bukan versi Dipo Alam, itu fakta," imbuhnya.

Tetapi, kata Mubarok, frekuensi berita di media membuat citra Demokrat menjadi negatif. Padahal, menurut Mubarok, bila media terus mengeksploitasi Demokrat maka menjadi tidak berpengaruh terhadap citra. "Jadi peluru hampa," imbuhnya.

Sikap Andi Mallarangeng yang mundur dari jabatannya sebgai Menteri Pemuda dan Olahraga serta Sekretaris Dewan Pembina Demokrat, menurut Mubarok merupakan aturan yang ada sejak lama.

"Sudah baku dan etika politiknya tertulis status tersangka, engga perlu ada diskusi. Kalau di Golkar terdakwa baru mundur," tuturnya.

Mubarok mengakui bila Demokrat harus sering melakukan konsolidasi. Pasalnya, banyak kader Demokrat yang dahulu berasal dari partai lain. "Menyatukan mereka tidak mudah," imbuhnya.

"Banyak kader yang tidak cerdas dan tidak santun, dan untuk mengukuhkan kembali ideologi partai," kata Mubarok. Mubarok pun juga membandingkan Demokrat dengan Golkar saat menghadapi suatu kasus.

"Golkar irama musiknya sudah terlihat, Demokrat musiknya serabutan. Demokrat masih semrawut, ini kan partai baru dan langsung besar," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved