Dugaan Korupsi PLN
Dahlan: Tak Apa, Wong Cuma Dibilang Takut Aja
Menteri BUMN, Dahlan Iskan, selaku mantan Direktur Utama PLN tak ambil pusing bila komisi VII DPR menyatakan dirinya takut.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-- Menteri BUMN, Dahlan Iskan, selaku mantan Direktur Utama PLN tak ambil pusing bila komisi VII DPR menyatakan dirinya takut. Pasalnya, Senin (3/12/2012), Dahlan Iskan tak memenuhi undangan rapat dengar pendapat mengenai temuan BPK yang mengungkap inefisiensi PLN di masa pemerintahannya.
"Nggak apa-apa. Wong dibilang takut aja," Dahlan Iskan berpendapat, saat ditemui wartawan, sebelum Rapat Terbatas di kompleks Istana Negara, Jakarta, Senin (3/12/2012).
Lanjutnya, sebelum menuju ke Istana, Dahlan menyempatkan diri ke Komisi VII DPR. Namun, karena rapat dijadwalkan pukul 10.00 WIB, dan dirinya tiba di Komisi VII sebelum waktu yang direncanakan, dirinya tak menemui pimpinan.
Dan pada waktu bersamaan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengundangnya dalam Rapat Terbatas, maka Dahlan memilih untuk meninggalkan Komisi VII dan menuju Istana.
"Saya ke komisi VII tadi. Kebetulan belum waktunya. Undangan jam 10, saya masuk 10 kurang seperempat. Kemudian karena ada undangan ratas tentu saya ratas. Tapi saya sampaikan tadi ada ratas," ujar Dahlan kepada wartawan.
Dahlan juga belum bisa memastikan, apakah akan balik ke Komisi VII usai Rapat Terbatas di Istana.
"Tergantung rapatnya lama atau tidak," demikian dia mengungkapkan.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi VII Efendi Simbolon menilai sikap Dahlan Iskan tidak etis, karena ia tak datang ke rapat dengar pendapat. Dalam agenda rapat tersebut Dahlan Iskan dipanggil sebagai mantan Direktur Utama PLN untuk menjelaskan temuan BPK mengenai anggaran inefisiensi PLN sebesar Rp 37,6 triliun.
Wakil Ketua Komisi VII Effendi Simbolon pun mengungkapkan kalau Dahlan Iskan harus dibawa ke psikiater. Pasalnya Dahlan Iskan tak meminta izin kepada siapapun di Komisi VII kalau ia tak bisa hadir karena dipanggil ke istana untuk rapat.
"Dahlan Iskan harusnya dibawa ke psikiater. Dia (Dahlan Iskan) nggak bisa minta ijin dulu ke ruangan kalau memang ada rapat,"ujar Effendi Simbolon, di gedung DPR, Senin (3/11/2012).
Dalam agenda rapat kali ini, Dahlan Iskan diminta kembali untuk menjelaskan mengenai inefisiensi anggaran PLN pada saat ia menjabat menjadi dirut PLN. Selain itu Effendi Simbolon juga ingin Dahlan Iskan menjelaskan mengenai pengadaan jenset.
"Intinya Dahlan Iskan jadi direktur utama saat dia jabat ada kerugian negara. Rp 37,6 triliun. Belum lagi jenset yang ada aliansi trerduga dengan keluarganya,"papar Effendi Simbolon.
"Tetap kita jalan nanti kita ingin dengar teman-teman seperti apa. Ini tidak etis lah," kata Effendi Simbolon.