Rabu, 1 Oktober 2025

Eks Direktur AC Nielsen Anggap Pendidikan Penting

Penulis buku '9 Summers 10 Autumns' yang menjadi salah satu novel terlaris di tahun 2011, Iwan Setyawan

Penulis: Dahlan Dahi
zoom-inlihat foto Eks Direktur AC Nielsen Anggap Pendidikan Penting
googleimage
ilustrasi peringkat penoton program TV

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penulis buku '9 Summers 10 Autumns' yang menjadi salah satu novel terlaris di tahun 2011, Iwan Setyawan mengungkapkan pentingnya pendidikan untuk meraih cita-cita. Hal ini, ia buktikan sendiri dalam pengalaman hidupnya, yang hanya seorang anak supir angkot namun berhasil menjadi salah seorang Director di lembaga riset ternama, AC Nielsen, New York, Amerika Serikat.

“Apalagi yang saya punya selain pendidikan, Ibu saya tidak memiliki harta pun begitu dengan ilmu, apa yang bisa diberikan oleh wanita yang hanya bersekolah hingga tingkatan Sekolah Dasar. Namun, ibu saya berhasil mempertahankan nurani saya, kemudian ia mengkombinasikannya dengan ilmu pengetahuan. Hal itulah yang saya punya dan saya bawa hingga saat ini.” kata Iwan di sela-sela Preview 9 Summers 10 Autumns TheMovie di Istora Senayan, Jakarta beberapa waktu lalu.

Pria yang dulu pernah menjadi lulusan terbaik Fakultas MIPA Institut Pertanian Bogor itu juga berharap agar kisah hidupnya bisa menginspirasi anak muda lainnya untuk berjuang keras meraih berbagai impian yang mereka inginkan.

“Novel dan film pasti memiliki nafas yang sama. Bedanya, pembaca buku kita tidak banyak karena orang Indonesia lebih suka menonton film dibanding membaca buku. Bila buku saya hanya dibacara beberapa anak supir angkot, melalui film saya berharap bisa menginspirasi ribuan anak supir angkot lainnya untuk bisa meraih kesuksesan," ujarnya.

Iwan mengungkapkan bahwa proses pembuatan film ini sangat mendekati dengan keadaan sebenarnya yang Ia alami. Kesan natural yang ditonjolkan oleh film ini bahkan berhasil menggugah emosi pihak-pihak yang terlibat dalam proses pembuatannya.

“Film ini sangat emosional, beberapa scene membuat saya berulangkali meneteskan air mata. Bahkan adik dan ibu saya juga turut meneteskan air mata dalam proses pembuatannya. Saya optimis film ini akan berhasil, karena berbagai pihak yang terlibat di film ini sangat bertalenta. Saya sepakat film ini akan sedikit berbeda dengan novel, namun film ini akan menjadi sebuah film yang luar biasa," katanya.

“Sewaktu kecil, saya tidak memiliki kamar sendiri. Setelah di New York saya bisa membangun rumah orang tua saya, juga membantu pembangunan rumah adik dan kakak saya. Tapi, alasan  saya kembali ke Indonesia adalah untuk membangun sebuah kamar kecil di Indonesia.” tambah Iwan.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved