Kongkalikong Pejabat dan DPR
Dipo Tekan KPK Terkait Century?
Bambang Soesatyo berharap Sekretaris Kabinet Dipo Alam memiliki bukti kuat saat melaporkan dugaan kongkalikong kementerian ke KPK.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bambang Soesatyo berharap Sekretaris Kabinet Dipo Alam memiliki bukti kuat saat melaporkan dugaan kongkalikong kementerian ke KPK. Bila tidak didasari bukti, Bambang melihat apa yang dilakukan Dipo hanya membuat gaduh.
"Ingat, akhir-akhir ini, pemerintah, termasuk kantor presiden, sudah beberapa kali membuat gaduh," kata Anggota Komisi III DPR RI itu, Jumat (16/11/2012).
Pertama, kata politisi Golkar itu, Menteri BUMN membuat sinyalemen pemerasan BUMN oleh oknum anggota DPR. Tapi ketika melapor ke BK DPR tidak didukung dengan bukti permulaan yang memadai.
"Sejumlah anggota DPR yang terlanjur disebutkan identitasnya sangat dirugikan, karena apa yang dilakukan menteri BUMN tak lebih dari pembunuhan karakter," katanya.
Kemudian, lanjut Bambang, giliran kantor presiden membuat gaduh dengan kontroversi pemberian grasi kepada terpidana mati kasus Narkoba, Franola alias Ola. Kantor presiden menjadi sasaran kecaman publik. "Lalu, Dipo tampil dengan isu kongkalikong DPR dan kementerian dalam penyusunan APBN," tuturnya.
Bambang mengungkapkan bila kedatangan Dipo ke KPK tidak dilengkapi bukti-bukti permulaan yang memadai, apa yang dilakukan Dipo tak lebih dari upaya atau manuver mengalihkan isu.
"Orang-orang kepercayaan presiden saat ini dalam posisi terpojok karena dugaan kantor presiden sudah disusupi mafia narkoba," katanya.
Menurut Bambang, kedatangan Dipo ke KPK merefleksikan upaya habis-habisan para pembantu presiden untuk membenamkan isu grasi Ola yang kontroversial dengan memunculkan isu lain. "Saya meragukan efektivitas dari manuver Dipo, karena masyarakat masih akan terus menyoroti kasus grasi Ola," ujar Bambang.
Apalagi, katanya, sudah dimunculkan indikasi bahwa Ola sesungguhnya tidak layak mendapatkan grasi atau remisi. Sebab, selama menjalani masa hukumannya di LP Tangerang, Ola masih terus mengendalikan bisnis narkoba. Ia melihat indikasi ini semakin menguatkan dugaan bahwa ada oknum pembantu presiden yang telah mengelabui presiden
"Saya prihatin, kantor presiden akhir-akhir ini menjadi tidak produktif, karena lebih disibukan oleh kegiatan meng-counter isu," katanya.
Boleh jadi, lanjut Bambang, karena para pembantu presiden tidak fokus pada tugasnya masing-masing, presiden kecolongan dalam kasus grasi Ola.
"Saya duga Dipo datang untuk menekan KPK agar tidak membuka kasus Century yang akan dilaporkan KPK kepada timwas century selasa pekan depan. Laporan itu hanya akal-akalan saja," tukasnya.
Klik: