Sabtu, 4 Oktober 2025

Polisi Malaysia Perkosa TKW Indonesia

Perilaku Polisi Malaysia Seperti Monster Primitif di Era Modern

Ketua Dewan Direktur Lembaga Kajian Publik Sabang-Merauke Circle (SMC), Syahganda Nainggolan menilai aksi tiga polisi

Penulis: Y Gustaman
zoom-inlihat foto Perilaku Polisi Malaysia Seperti Monster Primitif di Era Modern
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Aktivis buruh migran yang tergabung dalam Migrant Care berunjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (1/11/2012). Migrant Care meminta pemerintah Indonesia dan Malaysia mengusut tuntas iklan yang melecehkan tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Direktur Lembaga Kajian Publik Sabang-Merauke Circle (SMC), Syahganda Nainggolan menilai aksi tiga polisi Malaysia yang memperkosa TKI asal Batang, Jawa Tengah, dikategorikan sebagai perilaku menyerupai monster primitif aparat kepolisian Malaysia era modern.

Pemerkosaan yang mereka lakukan di kantor kepolisian Bukit Mertajam, Pulau Penang, Malaysia pada Jumat (9/11/2012), semakin menambah bukti kebiadaban petugas hukum Malaysia atas kehormatan TKI di negara tersebut.

“Peristiwa ini sepatutnya menjadi catatan serius bagi pemerintah, apalagi perlakuan tak manusiawi seringkali dialami TKI, dan ini menyangkut kehormatan anak bangsa yang diinjak-injak secara biadab di sebuah kantor penegak hukum Malaysia,” jelas Syahganda di Jakarta, Selasa (13/11/2012).

Kasus ini menambah penistaan TKI oleh oknum penegak hukum Malaysia sebelumnya seperti penembakan, penganiayaan, pengepungan TKI di lokasi perkebunan dengan diikuti pemerasan dan pemenjaraan, yang membuat TKI menderita.

“Maka, dapat disimpulkan kasus pemerkosaan ini melengkapi gunung es persoalan TKI yang ada di Malaysia,” kata Syahganda.

Karena itu, ia mengusulkan pemerintah mempertimbangkan penghentian total penempatan TKI ke Malaysia khususnya bagi TKI kategori Pembantu Rumah Tangga (PRT) dan TKI yang bekerja di perkebunan.

Di samping itu, lanjut Syahganda, pemerintah harus lebih tegas dengan mengevaluasi hubungan diplomatik kedua negara, utamanya akibat pemerkosaan TKI yang menyakitkan kali ini, termasuk, tak lagi melanjutkan kerjasama di bidang kepolisian dengan Malaysia.

“Bahkan, melalui perwatakan yang diwakili para polisi pemerkosa itu, negara-negara lain pun pantas mengisolasi keberadaan polisi Malaysia dalam kebutuhan kerjasama apa pun,” jelasnya.

Syahganda mengaku, pengisolasian itu sebenarnya perang melawan kebiasaan institusi kepolisian Malaysia, yang kerap melakukan penembakan tragis ataupun kekerasan tidak bertanggungjawab pada TKI yang kerap mengabaikan HAM.

“Indonesia dan bangsa-bangsa lain perlu meninggalkan persahabatan dengan kepolisian negara Malaysia yang di dalamnya menampung para polisi monster primitif. Era moderen ini kekuatan polisi harus tampil dengan menghargai HAM sekalipun tetap dituntut untuk profesional,” katanya.

Ia selanjutnya mengharapkan, para polisi pemerkosa mendapatkan hukuman berat demi rasa keadilan korban, sekaligus memenuhi keinginan bangsa Indonesia yang sangat terganggu dengan kasus memilukan itu.

*Berita Lengkap Mengenai Pemerkosaan TKI oleh Polisi Malaysia Silakan Klik Disini

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved