Sabtu, 4 Oktober 2025

Mafia Anggaran

Massa Berdemo di KPK: Tangkap Marzuki Alie

Peserta aksi pulang dengan tertib dengan dua metro mini setelah berorasi selama satu jam dari sekitar Pukul 11.00 WIB.

Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Rachmat Hidayat
zoom-inlihat foto Massa Berdemo di KPK: Tangkap Marzuki Alie
TRIBUNNEWS.COM/EDWIN FIRDAUS
Mahasiswa demo tangkap Marzuki Alie di depan Gedung KPK

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Sejumlah elemen mahasiswa yang masuk dalam Gerakan Amanat Rakyat Anti Manipulasi (GARAM) menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Komisi Pemberantasan Korupsi, Senin (15/10/2012).

Mereka meminta KPK menindaklanjuti nyanyian Wa Ode Nurhahayati, terdakwa kasus anggaran yang menyebut sejumlah politisi DPR terlibat dalam kasus anggaran Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah (DPID).

Dalam aksi tersebut, mereka membawa berbagai spanduk bertuliskan "Bongkar Jaringan Makelar Proyek". Selain itu, massa juga membawa poster bergambar Marzuki Alie dengan tulisan "Tangkap dan Periksa Marzuki Alie".

Koordinator aksi, M Jabir mendesak KPK memeriksa dan menangkap Ketua DPR Marzuki Alie, dan sejumlah bekas pimpinan Banggar seperti Mirwan Amir, Tamsil Linrung, dan Olly Dondokambey jika terbukti kecipratan duit dari proyek itu.

Marzuki, ujarnya, terindikasi menerima aliran dana Rp.300 miliar dari proyek tersebut.

"KPK harus berani melawan segala bentuk intervensi untuk mengusut petinggi DPR yang dibekingi partai penguasa sekalipun," kata Jabir.

Jabir menilai KPK bergerak lambat dalam mengusut kasus tersebut. Lembaga antikorupsi itu dinilai masih tebang pilih dengan hanya menghukum Wa Ode seorang.

"Padahal di balik suap Rp.6,5 miliar itu, terdapat skandal mafia anggaran yang jauh lebih besar, KPK jangan tebang pilih," teriaknya saat berorasi.

Menurut dia, mafia anggaran yang lebih besar bisa diusut dari kode-kode misterius dalam dokumen DPID. Ratusan miliar uang negara, diduga kuat ikut dinikmati berbagai pihak di Senayan.

"Ketua DPR, anggota Banggar, hingga fraksi-fraksi disinyalir menerima kompensasi dari diloloskannya anggaran bagi daerah-daerah," ujarnya.

Akibatnya, sambung dia, bukan hanya segelintir daerah di Aceh yang dirugikan atas praktik kejahatan kerah putih tersebut. Ratusan Kabupaten/kota di seluruh nusantara, imbuhny, ikut merasakan penderitaan panjang atas kongkalikong mafia DPR yang menyunat jatah anggaran daerah.

"Kita jangan terkecoh, kasus Wa Ode layaknya fenomena gunung es. Di balik suap Rp.6,5 miliar itu terdapat skandal mafia anggaran yang jauh lebih besar," tegasnya.

Karena itu, GERAM mendesak KPK mengusut tuntas makelar anggaran di Parlemen hingga tuntas. Jika tidak, praktik korupsi para makelar proyek ini tidak akan pernah berhenti.

Peserta aksi pulang dengan tertib dengan dua metro mini setelah berorasi selama satu jam dari sekitar Pukul 11.00 WIB.

Sementara, dalam beberapa kesempatan, baik Marzuki, Mirwan, Tamsil, dan Olly sudah berulangkali membantah tudingan Wa Ode yang sudah divonis 14 tahun penjara itu.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved