HUT Ke 67 TNI
Pengadaan Alutsista TNI Tidak Sesuai Prosedur
Alutsista (Alat Utama Sistem Persenjataan) TNI selalu menarik untuk dicermati. Baik dari barangnya yang sebagian besar sudah uzur,
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Alutsista (Alat Utama Sistem Persenjataan) TNI selalu menarik untuk dicermati. Baik dari barangnya yang sebagian besar sudah uzur, ataupun proses pengadaannya.
Proses pengadaan atau modernisasi Alutsista TNI dinilai tidak transparan dan tidak akuntabel. Sebut saja pengadaan jet Sukhoi 30 MK2 dari Rusia dan Main Battle Tank Leopard (MBT) dari Jerman.
"Dalam pengadaan jet Sukhoi 30 MK2 produksi PT Rosoboronexport Rusia mengindikasikan terjadinya ketidakwajaran dalam harga," ujar Gufron Mabruri, peneliti Imparsial, dalam siaran persnya bersama KontraS, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (4/10/2012).
Indikasi ketidakwajaran tersebut, kata Gufron, tidak lepas dari peran kementerian pertahanan (kemenhan) yang lebih memilih menggunakan fasilitas komersial kredit dari pada state credit.
Dengan cara tersebut, pihak ketiga bisa masuk terlibat, baik agen atau broker. Misalnya PT Trimarga Rekatama selaku agen Sukhoi.
"Keterlibatan pihak ketiga diduga membuat harga Sukhoi tidak wajar," ujarnya.
Kasus MBT juga bernasib sama. Awalnya MBT akan didatangkan dari Belanda. Namun pemerintah beralih ke Jerman.
Ternyata, dalam buku postur pertahanan terbitan Kemenhan 2007 pembelian MBT tidak termasuk dalam rencana kebijakan tahun 2025.
"Parahnya berbagai kritik yang dilontarkan oleh masyarakat sipil terkait pengadaan Alutsista justrilu direspon secara tidak proporsional oleh Kemenhan," katanya.
Klik: