Jumat, 3 Oktober 2025

Kondisi Orangutan yang Terbakar Terus Membaik

Primata yang dilindungi, diperkirakan masuk ke kawasan sekitar pemukiman warga untuk mencari makanan.

zoom-inlihat foto Kondisi Orangutan yang Terbakar Terus Membaik
AFP/MARKASAN
Beberapa aktivis dari WWF, International Animal Rescue (IAR), serta staf BKSDA, berusaha menyelamatkan seekor orangutan yang mengalami luka bakar di Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (27/8/2012). Orangutan itu turut terbakar saat para aktivis berusaha memintanya turun dari atas pohon, dengan cara membakar pohon tersebut. Jumlah populasi orangutan di Indonesia terus berkurang, karena hilangnya habitat mereka akibat penebangan liar, pembukaan lahan, dan perdagangan binatang. Berdasarkan laporan WWF, saat ini hanya tinggal tersisa sekitar 7.500 orangutan di Kalimantan Barat.

TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Kondisi orangutan (Pongo pygmaeus) yang terbakar di pemukiman penduduk di Desa Wajok Hilir, Kecamatan Siantan, Pontianak, Kalimantan Barat pada Jumat (24/8/2012) lalu, kini terus membaik.

Setelah diselamatkan petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dibantu sejumlah relawan dari LSM dan warga Desa Wajok, orangutan yang diperkirakan berusia sekitar 16-17 tahun dengan bobot sekitar 70 kilogram,  mendapatkan perawatan di DAOPS Manggala Agni, Rasau Jaya, Kubu Raya.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah III yang mewakili Kepala BKSDA Kalimantan Barat Parsaroan Samosir mengatakan, observasi medis pada Selasa (28/8/2012), menunjukkan tingkat stres dan dehidrasi orangutan masih sangat tinggi, meski menunjukkan tanda-tanda membaik.

"Luka bakarnya tidak terlalu parah, dan orangutan sudah mulai makan jeruk, semangka, dan pepaya yang disiapkan petugas," kata Parsaroan dalam siaran pers yang diterima Tribun, Rabu (29/8/2012).

Primata yang dilindungi, diperkirakan masuk ke kawasan sekitar pemukiman warga untuk mencari makanan. Itu karena habitatnya terdegradasi, dan tidak mampu lagi menyediakan pakan alami.

Sejak Rabu siang, orangutan dipindahkan ke fasilitas Pusat Rehabilitasi dan Konservasi International Animal Rescue (IAR) Ketapang, untuk mendapatkan fasilitas perawatan yang lebih baik.

Berdasarkan hasil observasi tim medis selama tiga hari terakhir, perkiraan waktu yang diperlukan untuk pemulihan sekitar 2-3 minggu.

Dalam jangka waktu itu, menurut Parsaroan, orangutan tidak boleh dikunjungi oleh siapapun, untuk menghindari stres. (*)

BACA JUGA

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved