Dalam Politik Modern, Politik Segmenter Cenderung Akan Mati
Direktur Riset Charta Politica, Yunarto Wijaya mengatakan masa depan partai-partai berbasis agama dalam peta politik Indonesia menunjukkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Riset Charta Politica, Yunarto Wijaya mengatakan masa depan partai-partai berbasis agama dalam peta politik Indonesia menunjukkan gejala penurunan.
"Dalam khazanah politik modern, ada kecenderungan politik segmenter akan mati, hal ini menyebabkan partai-partai tengah kemudian menjadi besar," terang Yunarto dalam Rilir Survey Nasional 2012, Stagnansi Perilaku Pemilih : Fenomena Partai Politik Mati Suri, di pantai mutiara seafood restoran, Jakarta, Kamis (30/8/2012).
Yunarto menambahkan kecenderungan masyarakat yang memandang Partai Politik saat ini tidak lagi memiliki ideologi mengakibatkan partai-partai berbasis agama menjadi pihak yang paling terkena dampak langsung.
"Yang jadi korban pertama adalah partai agama, Jadi sekarang orang lebih melihat partai yang berbasis program atau tokoh tertentu yang mereka kira lebih jelas," tukas Yunarto.
Lebih lanjut, Yunarto mengatakan bahwa fenomena semacam ini tidak hanya terjadi pada negara-negara berbasis agama, yang menerapkan demokrasi di negara mereka.
Hal ini, lanjut Yunarto merupakan PR bagi partai-partai berbasis agama jika mereka ingin tetap eksis dalam dunia politik praktis di Indonesia. Dengan segmen hanya 23-27% suara, peluang terjadinya praktek kanibalisme antara partai-partai berbasis agama menjadi begitu besar.
"Ini yang kemudian menyebabkan misalnya PKS seakan-akan ingin jadi partai tengah," tutur Yunarto.
Kondisi ini, tambah Yunarto, tentunya bukan kondisi yang bersifat pasti dan mengikat, hal ini masih bisa dirubah dan itu merupakan bagi partai-partai berbasis agama untuk merubah keadaan tersebut.
"Dalam ilmu sosial segala sesuatu tentu bisa berubah, tetapi kecenderungannya dalam 10 tahun terakhir ya seperti itu," tandas Yunarto.
Baca Juga: