Garuda Tergelincir
Penumpang Anak-anak Bertangisan Kelaparan di Bandara
Sebagian dari sekitar 400 penumpang Lion Air yang terlantar di Bandara Soekarno Hatta masih anak-anak, dan bayi.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagian dari sekitar 400 penumpang Lion Air yang terlantar di Bandara Soekarno Hatta masih anak-anak, dan bayi.
Setelah menunggu delapan jam, mereka resah karena tak kunjung diterbangkan.
Bahkan, anak-anak itu bertangisan di tengah dinginnya malam. Hingga larut malam ini, mereka berada di terminal B1 dan B3.
Yudi, penumpang Air Lion dari Jakarta tujuan Pekanbaru menuturkan, tidak sempat makan.
"Penumpang anak-anak pada menangis karena kelaparan. Uang ada, tapi restoran sudah tutup semua," kata Yudi, salah seorang penumpang.
Menurutnya, penumpang diperlakukan tidak manusiawi. "Kami baru diberikan roti bakar. Dan pemberitahuan penundaan baru diberitakan setelah pukul 23.00 WIB, sehingga kami tidak sempat beli makanan. Sekarang, restoran sudah tutup semua," ujar Yudi.
Kami minta Menteri Perhubungan bertindak dan menindak maskapai yang terkesan menelantarkan penumpang. Karena terjadi keterlambatan, sedangkan penumpang ditelantarkan.
"(Mereka) Diam saja, tahu-tahu, penumpang disuruh pulang, tidak dikasih informasi, keberangkatan juga tidak diberitahukan. Kami minta Dirjen Perhubungan Udara atau Menteri Perhubungan mengambil tindakan tegas kepada Lion Air," katanya.
Menurut Yudi, penumpang tidak mempersoalkan adanya masalah teknis, yakni tegelincirnya pesawat Garuda di Pekanbaru.
"Yang kami keberatan, kami diperlakukan tidak manusiawi, sesuai Undang-undang Penerbangan, kalau delay lebih dari empat jam, penerbangan harus sediakan akomodasi," kata Yudi. Belum diperoleh konfirmasi dari pihak Lion Air.
KLIK JUGA: