Hari Suwandi Bertahan di Jakarta hingga Tuntutannya Dipenuhi
Hari Suwandi, seorang warga Sidoarjo yang telah berjalan kaki selama 25 hari dari Sidoarjo ke Jakarta, menyatakan akan bertahan di ibu kota

Laporan Sari Oktavia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari Suwandi, seorang warga Sidoarjo yang telah berjalan kaki selama 25 hari dari Sidoarjo ke Jakarta, menyatakan akan bertahan di ibu kota hingga tuntutannya terpenuhi.
Sebelumnya, Selasa (17/07/2012) pukul 11.00 Hari beraksi di depan gedung Wisma Bakrie 2, Jakarta.
Aksi tersebut berisi klarifikasi dan tuntutan sejumlah hal terkait lumpur Lapindo. Hari berangkat dari Jalan Pasuruan menuju Gedung Wisma Bakrie seorang diri.
Seluruh tubuhnya dibaluri dengan cat yang hampir sama dengan warna lumpur Lapindo.
“Saya dituduh bukan warga Sidoarjo, tapi warga Kediri yang menikah dengan korban lumpur Lapindo. Itu semua tidak benar. Saya warga Sidoarjo,” ungkap Hari.
“Saya ke sini bukan untuk bertemu Bakrie, tidak ada gunanya saya bertemu. Saya cuma ingin permintaan saya bertemu dengan Presiden dipenuhi,” tambahnya.
Rencanya, Hari akan melakukan aksinya bersama tiga orang lanjut usia yang juga merupakan korban Lapindo.
Akan tetapi, ketiga orang tersebut tidak jadi ikut dalam aksinya karena sakit. “Ibu-ibu itu pada mual-mual semua, pusing mereka. Jadinya mereka tidak jadi ikut," ungkap Hari.
Hari menjelaskan, dari 13.000 berkas korban lumpur Lapindo, baru 9.000 berkas yang dituntaskan.
Sisanya, sekitar 4.000 berkas belum selesai. “Total jumlah yang dibayarkan seharusnya Rp 3,8 triliun. Sekarang baru dibayarkan Rp 971 miliar. Padahal, Bakrie sudah mengumumkan mengeluarkan dana Rp 7 triliun. Tidak benar itu,” bebernya.
Hingga saat ini, Hari belum bisa bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. “Saya sudah mengirimkan surat audiensi seminggu yang lalu, tapi belum ada tanggapan,” ungkapnya.
Semenjak tiba di Jakarta, Hari telah bertemu dengan beberapa pihak seperti Pramono Agung dan Komisi V DPR RI.
KLIK JUGA: