Pesawat Intai di Pulau Coscos Harus Dibahas SBY-PM Australia
Kemudian, penyelesaian masalah pelintas batas tradisional (para pencari kerang dan ikan) yang masih ditahan di Australia.

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Kunjungan Presiden SBY ke Australia untuk bertemu dengan Perdana Menteri Australia, harus di manfaatkan untuk berbicara banyak hal, demi kepentingan Nasional. Hal ini dikatakan oleh Wakil Ketua Komisi I DPR, Tubagus Hasanuddin, Senin (2/7/2012).
Dikatakan, beberapa permasalahan aktual yang perlu dibicarakan antara lain, masih terjadinya pelanggaran terhadap hak-hak anak Indonesia yang ditahan dipenjara orang-orang dewasa di Australia.
Kemudian, penyelesaian masalah pelintas batas tradisional (para pencari kerang dan ikan) yang masih ditahan di Australia.
"Masalah imigran gelap yang selama ini mulai merepotkan Indonesia dan Australia serta masalah pertahanan yang harus dipertanyakan, terutama tentang penempatan marinir AS di Darwin dan pesawat-pesawat pengintai AS di Pulau Coscos, dan bagaimana sikap pemerintah Australia tentang Papua saat ini.
Keempat isu ini, TB Hasanuddin menegaskan, harus dibicarakan. Isu ini harus ditempatkan dalam konteks kepentingan nasional.
Rencananya, Perdana Menteri Australia Julia Gillard akan bertemu dengan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono di ibukota Wilayah Utara, Darwin, minggu ini untuk meningkatkan kerjasama antara kedua negara.
Perdana Menteri Gillard menurut ABC News sudah tiba di Darwin Minggu malam, (1/7/2012) dan Presiden Yudhoyono akan tiba siang ini.
Mereka akan melangsungkan pertemuan resmi hari Selasa. Beberapa hal yang menjadi pembicaraan, terkait masalah perdagangan, ekonomi, serta kebijakan menyangkut pencari suaka.
Ini merupakan pertemuan kedua antara keduanya dalam rangka pertemuan tahunan untuk menggalang kerjasama lebih erat.
Konsul RI di Darwin, Ade Padmo Sarwono, mengatakan, pembahasan antara Presiden Yudhoyono dan Perdana Menteri Gillard akan berfokus pada peningkatan hubungan ekonomi, perdagangan dan pendidikan.
Diperkirakan juga akan dibahas jalan buntu politik menyangkut soal pencari suaka.
Kata Konsul RI di Darwin, kedua negara ingin menyelesaikan masalah penyelundupan manusia, yang seyogyanya melibatkan negara asal, negara tempat transit dan negara tujuan.
Juga akan dibahas upaya pertolongan bencana dan kedua pemimpin akan mengunjungi rumahsakit lapangan yang digunakan Pusat Trauma Nasional Rumahsakit Royal Darwin selagi penugasan di luar negeri.
Sementara pemerintah Wilayah Utara Australia mengharapkan kunjungan Presiden Yudhoyono ke Darwin itu akan mengangkat profilnya di Asia Tenggara.
Ketua Menteri Wilayah Utara Paul Henderson yang juga akan bertemu dengan Presiden Yudhoyono mengatakan, kunjungan Presiden RI itu merupakan satu lagi event yang mengangkat kota itu setelah kunjungan Presiden Amerika Barack Obama tahun lalu.
Ini bukan kunjungan pertama Yudhoyono ke Darwin. Presiden pernah singgah di sana di tahun 2005, dan bertemu dengan Ketua Menteri waktu itu, Clare Martin.