Calon Presiden 2014
Ical Jadi Capres Golkar dan Kejutan Korupsi Alquran
Partai Golkar (PG) resmi mengusung Ketua Umumnya, Aburizal Bakrie menjadi calon Presiden pada pemilihan Presiden 2014 mendatang
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Golkar (PG) resmi mengusung Ketua Umumnya, Aburizal Bakrie menjadi calon Presiden pada pemilihan Presiden 2014 mendatang. Hal ini diambil dalam Rapimnas III Partai Golkar di Hotel Aston, Bogor, Jumat (29/6/2012) malam.
Pengukuhan Ical sapaan Ketua Umum Golkar ini, seiring meningkatnya elektabilitas partai berlambang pohon beringin ini. Ditambah lagi,banyak survei juga menunjukkan bahwa dukungan suara kepada Partai Golkar sudah berada di atas kisaran 20 persen.
Paling tidak hasil survei Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) menempatkan Partai Golkar di posisi teratas, mengalahkan Partai lainnya, dengan perolehan suara sebesar 23 persen. Pun demikian dengan hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang menunjukkan perolehan suara sebesar 20,9 persen. Bahkan satu lembaga survei asing, The Asia Pacific Association of Political Consultans menempatkan Partai Golkar di posisi puncak tingkat dukungan suara.
Seiring itu pula, tingkat elektabilitas Ical sebagai capres pun terdongkrak naik. Hasil survei terkini LSI menunjukkan eletabilitas Ical telah mencapai 17,5 persen.
Bahkan, dalam pidato pengukuhannya, Ical menegaskan bukan tidak mungkin akhir tahun ini dukungan suara ke Partai Golkar akan mencapai di atas 20 persen tepatnya sekitar 26-28 persen.
“Kalau itu tercapai, saya akan menaikan target pencapaian kita untuk Pemilu 2014 dari 30 persen menjadi 35 persen. Beranikh kita bermimpi untuk mencapai 30 persen bahkan 35 persen? Bayangkan jika target itu tercapai maka kekuatan fraksi Golkar di DPR akan berjumlah 250 orang,” kata Ical.
Akan tetapi, ironisnya pada saat yang bersamaan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) “mengetuk palu” kader Golkar yang juga anggota Komisi VIII DPR dari Fraksi Golkar, Zulkarnaen Djabar menjadi tersangka atas kasus dugaan korupsi pengadaan Al-Quran tahun 2011-2012 di Kementerian Agama.
Bersama dengan Zulkarnaen, KPK juga telah menetapkan tersangka lain, yang tak lain adalah anaknya sendiri, yakni Dendi Prasetia Zulkarnaen Putra. Dendi sendiri juga tercatat sebagai Sekjen Gema MKGR, organisasi kepemudaan di bawah Partai Golkar.
Selain itu, KPK juga memanggil Bendahara Umum Partai Golkar sekaligus Ketua Fraksi PG Setya Novanto sebagai saksi atas kasus dugaan Kasus Suap Pekan Olah Raga Nasional (PON) ke-18 di Riau.
Atas itu semua, apakah citra, dukungan kepada Partai Golkar, dan elektabilitas Ical sebagai Capres bakal tergerus? Menanggapi ini, Ketua DPP Partai Golkar, Hajriyanto Tohari mengakui akan merosotnya dukungan, citra dan elektabilitas.
“Ya pasti. Bagaimana juga terseretnya kader dalam kasus korupsi membawa citra buruk. Cuma, besarnya tergantung besarnya ketokohannya dalam Partai,”ujar Hajriyanto.
Wakil Sekjen Partai Golkar, Tantowi Yahya juga mengungkapkan hal senada. Namun, menurutnya, turunnya dukungan suara dan citra serta elektabilitas baru akan terjadi jika Zulkarnaen sudah ditetapkan sebagai terdakwa.
“Kalau memang terbukti menjadi terdakwa itu akan berpengaruh terhadap elektabilitas. Tapi itu kan prosesnya masih jauh,” ujar Tantowi.
Ical sendiri menyatakan sikap tegasnya terkait kadernya yang terbukti korupsi. Tegas dikatakan sanksi pemberhentian pun bisa diambil jika itu benar-benar terbukti nantinya.
“Namun tersangka kan belum tentu bersalah. Kita hormati orang yang belum tentu bersalah. Kalau bersalah kita akan mengambil tindakan tegas,” ungkapnya.
Lepas dari itu semua, Ical tetap optimis pada pemilu legislatif dan Pilpres 2014 mendatang dapat mengembalikan kejayaan Golkar dengan menjadi pemenang. Dia pun berjanji untuk kerja keras siang dan malam, mengunjungi seluruh penjuru tanah air baik di kota maupun desa untuk benar-benar mendengarkan suara rakyat dan merebut simpati mereka.
“Kita bertekad untuk menang. Bukan demi kursi kekuasaaan. Kita tidak mencari kekuasaan demi kekuasaan itu sendiri. Kita justru ingin memberi pengorbanan. Singkatnya kita bekerja keras untuk merebut kemenangan. Karena kita ingin menggunakannya demi kesejahteraan rakyat, memajukan pendidikan. Serta menegakkan pemerintahan yang kuat, tegas dan berwibawa,”tegasnya.