Hari Buruh
SBY Bilang Kado Buruh Tidak Berniat Politik
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan kembali soal hadiah bagi para buruh yang diberikan menjelang peringatan hari buruh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan kembali soal hadiah bagi para buruh yang diberikan menjelang peringatan hari buruh internasional atau May Day 1 Mei lalu.
"Ini harus dilandasi dengan niat yang baik, bukan politik, kalau yang jadi acuan politik bisa keliru," kata SBY dalam sidang kabinet terbatas di kantor Presiden Jakarta, Kamis (3/5/2012).
Menurut SBY kebijakan itu ikhlas diberikan karena pemerintahannya ingin meningkatkan kesejahteraan pekerja, dalam batas-batas negara, dalam batas-batas kemampuan dunia usaha sehingga semuanya makin baik.
"Usaha tumbuh, pekerjanya juga makin baik kesejahteraannya. Jadi itu yang jadi rujukan kita, dan kita harus teguh di situ untuk memastikan makin kedepan makin baik, kesejahteraan buruh kita dengan kebijakan yang kita rumuskan dan kita kembangkan," kata SBY.
SBY mengatakan sebelum hari buruh kemarin pemerintah sudah menetapkan beberapa hal terkait perburuhan, sebagai contoh penghasilan kena pajak atau penghasilan yang tidak kena pajak terjadi perubahan. Yang semula buruh yang penghasilannya RP 1,3 juta kita naikkan sampai RP 2 juta baru kena pajak.
"Ini apa yang kita lihat dilapangan ternyata berpengaruh sangat besar, sebab bisa dihemat Rp 150-200 ribu itu bisa dimanfaatkan untuk digunakan banyak hal," katanya.
Lainnya kebijakan perumahan yang dibangun kemarin rusun sejahtera sewa. "Itu ongkosnya Rp 150 ribu misalnya. Ini kalau kita bebaskan pajaknya maka bisa digunakan untuk itu sehingga penghasilannya bisa menjadi layak atau makin layak," ujar SBY.