Derita TKI
PPI Malaysia Berharap Pencurian Organ Tubuh TKI Diusut
Persatuan Pelajar Indonesi (PPI) se-Malaysia menyampaikan pernyataan keprihatinan atas pembunuhan tiga tenaga kerja asal Indonesia di Malaysia.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Persatuan Pelajar Indonesi (PPI) se-Malaysia menyampaikan pernyataan keprihatinan atas pembunuhan tiga tenaga kerja asal Indonesia di Malaysia.
Menurut Ketua Umum PPI Malaysia Zulham Effendi, dan Sekretaris Jenderal PPI Malaysia Marlin Ramadhan Baidillah, perjuangan pahlawan devisa di negeri Jiran itu selalu dipenuhi dengan berita duka.
Kabar terbaru, meninggalnya tiga tenaga kerja Indonesia di area pelabuhan Negeri Sembilan, Malaysia pada 24 Maret 2012 sekitar pukul 05.00 waktu setempat sungguh sangat tragis. Untuk itu PPI Malaysia menyampaikan pernyataan sikap:
"Matinya 3 orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang ditembak Polisi Diraja Malaysia dengan alasan bahwa 3 orang TKI merampok dan melawan merupakan alasan yang masih belum dapat diterima karena dalam mekanisme pelumpuhan ada prosedurnya," demikian tulis Zulham dan Marlin.
Karena itu, PPI Malaysia meminta pemerintah Indonesia segera membuat nota protes kepada Kerajaan Malaysia. Juga meminta pemerintah Indonesia agar mengusut tuntas tentang indikasi pengambilan organ tubuh para korban.
Selanjutnya, PPI meminta pemerintah Indonesia lebih memperhatikan dan melindungi TKI di luar negeri.
Ketiga TKI yang meninggal secara sadis tersebut, yakni Herman (34), dan Abdul Kadir (25), asal Dusun Pancor Kopong, Desa Pringgasela Selatan, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur, Nusa Tenggara Baras. Kemudian Mad Noor (28) warga di Dusun Gubuk Timur, Desa Pengadangan, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur, NTB.
Direktur Pengamanan Kedeputian Perlindungan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Brigjen Pol Bambang Purwanto mengakui menemukan keterangan yang mengarah pada fakta terkait penembakan tiga TKI tersebut. Hasil penelusuran di Malaysia, 24-25 April 2012, dia menyimpulkan TKI tersebut memang telah diberondong peluru oleh lima polisi Malaysia. (*)