Senin, 6 Oktober 2025

Wakil Menteri ESDM Meninggal Dunia

Ratas Terakhir Wamen Minta Ide Soal BBM Didukung

Rapat terbatas, Kamis (19/4/2012) di Istana Negara, menjadi kenangan terakhir para Menteri Kabinet Indonesia Jilid II terhadap Wamen ESDM

Editor: Gusti Sawabi
zoom-inlihat foto Ratas Terakhir Wamen Minta Ide Soal BBM Didukung
TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Ninasapti Triaswati, istri almarhum Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo, berdoa di depan jenazah suaminya, yang tiba pada pukul 22.30 WIB, di kediamannya, di kawasan Ciragil, Jakarta Selatan, Sabtu (21/4/2012).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rapat terbatas, Kamis (19/4/2012) di Istana Negara, menjadi kenangan terakhir para Menteri Kabinet Indonesia Jilid II terhadap Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Prof Widjajono Partowidagdo. Ia menghadiri rapat itu menggantikan Menteri ESDM, Jero Wacik.

"Beliau masih seperti biasa. Hari itu ada sidang kabinet terbatas membahas pelaksanaan APBN-P yang dipimpin Presiden SBY. Waktu itu kami sempat berbincang-bincang," kata Menteri BUMN, Dahlan Iskan kepada Tribun, di Jakarta, Sabtu (21/4).

Dahlan menuturkan, sebelum sidang, almarhum menjelaskan sesuatu kepada Wakil Presiden Boediono. "Kemudian dia membicarakan hal yang sama dengan saya," ujar Dahlan menambahkan.

Menurut Dahlan, almarhum meminta dukungan untuk idenya mengenai Bahan Bakar Minyak (BBM). Menurut Wamen ESDM saat itu, BBM yang diimpor sekarang ini sudah bukan premium lagi. Sehingga sebenarnya wajar harganya sedikit lebih tinggi. "Yang diimpor sekarang ini sudah lebih tinggi mutunya dibanding premium yang lalu. Ini karena premium model lama sudah tidak diproduksi lagi," sebutnya.

"Sebagai guru besar perminyakan, penulis buku-buku tentang minyak dan sebagai ahli yang selalu dipercaya perusahaan-perusahaan minyak kelas dunia, almarhum merasa ilmunya dilecehkan oleh orang-orang yang seperti tiba-tiba saja ahli minyak di layar televisi," ucap Dahlan mengenang kehadiran Widjajono di acara talkshow salah satu stasiun televisi swasta.

Terkait kebiasaan naik gunung, dikemukan Dahlan, almarhum memang sering bercerita mengenai pendakian-pendakian yang sudah dilakukannya. "Kalau sudah bercerita soal itu, beliau bersemangat sekali," kata Dahlan.

Lebih lanjut, Dahlan mengenang pribadi almarhum termasuk orang yang memegang prinsip dengan kuatnya. Yang menjadi haknya akan dia tuntut sampai berhasil. Tapi kalau bukan haknya almarhum tidak akan mau menerima.

Soal mobil dinas, misalnya, kata Dahlan, almarhum menuntut karena itu menjadi haknya. Tapi dia menolak menerima honor tertentu karena merasa bukan haknya.

"Demikian juga beliau kelihatan jengkel kalau ada orang sok tahu mengenai perminyakan padahal tidak pernah mendalami soal minyak."

"Sebagai guru besar perminyakan, penulis buku-buku tentang minyak dan sebagai ahli yang selalu dipercaya perusahaan-perusahaan minyak kelas dunia, almarhum merasa ilmunya dilecehkan oleh orang-orang yang seperti tiba-tiba saja ahli minyak di layar tv," kenang Dahlan pada sosok Wamen ESDM, yang hari ini menghembuskan nafasnya saat mendaki Gunung Tambora, NTB.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved