Mobil Buatan Siswa SMK
Jokowi Serius Amati Monitor Saat Esemka Uji Emisi
Setelah menempuh perjalanan 600-an kilometer dari Solo ke Jakarta, Esemka memasuki tahap uji emisi,

Laporan Wartawan Tribunnews.com Yogi Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, SERPONG - Setelah menempuh perjalanan 600-an kilometer dari Solo ke Jakarta, akhir pekan lalu, Esemka Rajawali, mobil rakitan murid Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Surakarta, Solo, Jawa Tengah, memasuki tahap uji emisi, Senin (27/2/2012). Jika tahapan uji terakhir ini dinyatakan lulus, produksi massal dapat dimulai untuk memenuhi pesanan pembeli yang sudah mencapai 6.000 unit.
Pelaksanaan uji emisi hanya berlangsung singkat, sekitar 20 menit. Namun keseluruhan, prosesnya memakan waktu sekitar tujuh jam di Balai Termodinamika Motor dan Propulsi milik BPPT kompleks Puspitek Serpong, Tangerang, Banten. Hasil uji emisi akan diumumkan pekan depan.
Saat proses uji emisi itu, Walikota Solo Joko Widodo, dan Wakil Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo tampak serius memerhatikan mobil Esemka Rajawali dari ruang Vehicle Test Cell. Ruangan ini berbatas kaca, terpisah dari ruang uji emisi. Keduanya ditemani petugas BPPT dan Dinas Perhubungan Darat.
Sesekali Jokowi bertopang dagu dengan mata yang tertuju fokus ke arah layar monitor. Di monitor ini, terlihat grafik yang naik turun, menjelaskan akselerasi dan disakselerasi laju Esemka Rajawali. Lain waktu, Jokowi mengobrol dengan pejabat BPPT yang duduk di sebelah kanannya.
Safrudin Supriyadi, petugas pemeliharaan peralatan uji emisi mengatakan ruang vehicle test untuk memonitor uji emisi. Di dalam Vehicle Test Cell terdapat tiga monitor, tombol-tombol. Satu monitor tersambung ke chassis dynamometer. Chassis dynamometer menangkap putaran roda tergantung kecepatannya, lalu terdata di komputer.
Komputer kedua dan ketiga memiliki fungsi yang sama. Keduanya berisi perintah atau item yang harus dilaksanakan driver selama melakukan uji emisi. Perintah dari komputer di ruangan VTC ini tersambung dengan layar monitor yang dipasang di sebelah luar mobil.
"Jadi driver yang ada di dalam mobil harus mengikuti grafik naik turunnya sesuai monitor yang ada di komputer. Jadi gasnya harus stabil banget. Kestabilan has akan tercatat dalam runtime error," terang Safrudin.
Mobil yang tiba pukul 08.00 WIB langsung digiring ke dalam sebuah ruangan khusus. Mobil yang akan diuji emisi harus didiamkan minimal enam jam di satu ruangan, di mana semua mesin dimatikan. Ini ditempuh agar kondisi mobil sesuai dengan temperatur ruangan.
Saat didinginkan, Esemka Rajawali ditempatkan di atas chassis dynamometer, besi berputar yang statis dijadikan tempat roda berputar yang digunkan mengukur kecepatan mobil. Jika penggerak di roda belakang, roda belakang ditempatkan di atas chassis dynamometer. Jika roda penggerak di depan, maka roda depan ditempatkan di chassis dynamometer.
Direktur Pusat Teknologi Industri dan Sistem Transportasi BPPT Prawoto mengatakan uji emisi kendaraan bermotor hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Tak terkecuali uji emisi yang diterapkan terhadap Esemka Rajawali buatan anak-anak SMK di Surakarta.
Menurut Prawoto, dalam pengujian emisi, mobil ditempatkan di atas chassis dynamometer dalam ruangan khusus. Chassis dynamometer ini berfungsi menggerakkan roda mobil bagian belakang yang menjadi penggerak. Jika penggeraknya roda bagian depan, roda depan akan ditempelkan di atas chassis dynamometer.
Dalam proses uji selama 20 menit itu, mobil akan dipacu oleh seorang penguji atau tester. Kecepatan bervariasi yakni dari 0 sampai 120 kilometer per jam. Tester akan memacu kendaraan berdasar layar monitor yang ditempatkan di samping kanan luar mobil.
"Jadi emisi paling jelek terjadi ketika mobil dipacu saat tahap awal. Kalau sudah mesinnya panas dan konstan, emisi gas buangnya stabil," terang Prawoto di Balai Termodinamika Motor dan Propulsi milik BPPT di Kompleks Puspitek Serpong, Tangerang, Banten.
"Memang untuk uji emisi ini, mobil dipacu layaknya ketika dibawa seperti siklus berkendara di jalan raya. Selain disupiri, mobil juga akan dibebani sesuai daya beban tampungnya. Kita sudah maskukkan angka beban kendaraan sesuai beratnya," kata Prawoto.
Sebelum diuji, mobil terlebih dahulu didiamkan minimal enam jam di satu ruangan dalam kondisi mesin dimatikan. Ini ditempuh agar kondisi mobil sesuai dengan temperatur ruangan. Mengingat mobil baru datang, pendinginan dibantu mesin pendingin.
Dalam uji emisi, gas buang dari Rajawali diambil sempelnya. Mobil dinyalakan, kemudian kecepatan dipacu. Sebelumnya, selang yang terhubung ke emision analyzer sistem komupterisasi disambungkan ke knalpot mobil. Lalu hasil pembakaran berupa emisi gas buang mengalir lewat selang, dan terkumpul di kantung plastik.
Sampel ini kemudian dianalisis komputer untuk mengetahui kandungan zat-zat sisa pembakaran apakah di bawah atau melebihi ambang batas standar EURO2. Jika di bawah, maka dinyatakan lulus uji semisi, sebaliknya, jika melebihi angka ambang batas, maka dinyakan gagal.
Untuk menyseuaikan dengan kondisi riil saat dikendarai di jalan raya, pada uji emisi ini terdapat pengondisian berupa tiupan angin dari blower. Jika kecepatan kendaraan dipacu 40 kilometer pe jam, maka kecepatan angin disesuaikan dengan itu. Kemudian, jika kecepatan mobil semakin tinggi lagi, tiupan angin pun mengikuti, semakin kencang. Simulasi untuk mengetahui, tingkat polutan atas emisi gas buang pada kecepatan tertentu.
Uji emisi terhadap mobil Esemka ini merupakan langkah terakhir, sementara uji laik jalan telah dilakukan beberapa tahun lalu dan lulus. Uji emisi gas buang mobil jenis sport (SUV) dilakukan dengan standar EURO 2 atau R83 melingkupi uji HC (Hydro carbon), NOX (Natrium Oksida), dan CO (Carbon Monoksida).
"BPPT sebagai penguji yang dipercaya pemerintah, dalam hal ini Kementrian Perhubungan sebagai saksi. Hasil pengujian kurang lebih 1 minggu sudah keluar, tapi yang berhak mengumumkan pemerintah (Kemenhub) sebagai pemilik data," kata Deputi BPPT Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa Dr Ir Erzi Agson Gani.
Proses uji emisi yang masuk dalam serangkaian uji tipe terhadap mobil Esemka mulai dilakukan Agustus 2010. "Selama pengujian tadi semua berjalan lancar dan wajar, seperti yang kita lihat tidak ada masalah," ujar Roy Suryo, anggota DPR Komisi 1, yang ikut mengendarai KIAT Esemka dari kota Solo ke Jakarta. Setiap pejabat yang hadir menyambut optimis, bahwa hasilnya uji ini akan baik.
"Untuk persaingan di industri otomotif tanah air, biar kualitas mobil Esemka yang akan menjawabnya. Saya yakin kendaraan ini tidak kalah saing dengan pelaku otomotif lain," jawab Walikota Surakarta, Joko Widodo. "Semoga lewat pengujian hari ini Esemka bisa menjadi brand otomotif unggulan Indonesia," kata Joko.
Uji emisi merupakan salah satu tahap untuk menuju ke produksi massal. "Kami belum bisa melayani pemesanan kendaraan ini, sebelum lolos uji emisi," kata Wakil Walikota Surakarta, Hadi Rudyatmo.
Pernyataan ini dikemukakan kembali setelah ada situs internet yang memuat berita palsu, bahwa kendaraan tersebut sudah bisa dipesan dengan uang muka Rp 60 juta.