Sabtu, 4 Oktober 2025

Mobil Buatan Siswa SMK

Jokowi Serius Amati Monitor Saat Esemka Uji Emisi

Setelah menempuh perjalanan 600-an kilometer dari Solo ke Jakarta, Esemka memasuki tahap uji emisi,

Penulis: Y Gustaman
Editor: Ade Mayasanto
zoom-inlihat foto Jokowi Serius Amati Monitor Saat Esemka Uji Emisi
TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO/TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO
Walikota Surakarta, Joko Widodo melakukan stater Mobil Esemka Rajawali kepada wartawan dan warga dikantor Komunitas Ayo Selamatkan Indonesia (KASI) Jalan Fatmawati Raya, Jakarta. Sabtu (25/2/2012) Esemka selain akan melakukan uji emisi Euro 2 di Balai Thermodinamika Motal dan Propulsi (BTMP), Serpong, Tangerang, Juga melakukan promosi Mobil Esemka Rajawali jenis Sport Utility Vehicle (SUV) di Jakarta. . (TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO)

Laporan Wartawan Tribunnews.com Yogi Gustaman

TRIBUNNEWS.COM, SERPONG -  Setelah menempuh perjalanan 600-an kilometer dari Solo ke Jakarta, akhir pekan lalu, Esemka Rajawali, mobil rakitan murid Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Surakarta, Solo, Jawa Tengah, memasuki tahap uji emisi, Senin (27/2/2012). Jika tahapan uji terakhir ini dinyatakan lulus, produksi massal dapat dimulai untuk memenuhi pesanan pembeli yang sudah mencapai 6.000 unit.

Pelaksanaan uji emisi hanya berlangsung singkat, sekitar 20 menit. Namun keseluruhan, prosesnya memakan waktu sekitar tujuh jam di Balai Termodinamika Motor dan Propulsi milik BPPT kompleks Puspitek Serpong, Tangerang, Banten. Hasil uji emisi akan diumumkan pekan depan.

Saat proses uji emisi itu, Walikota Solo Joko Widodo, dan Wakil Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo tampak serius memerhatikan mobil Esemka Rajawali dari ruang Vehicle Test Cell. Ruangan ini berbatas kaca, terpisah dari ruang uji emisi. Keduanya ditemani petugas BPPT dan Dinas Perhubungan Darat.

Sesekali Jokowi bertopang dagu dengan mata yang tertuju fokus ke arah layar monitor. Di monitor ini, terlihat grafik yang naik turun, menjelaskan akselerasi dan disakselerasi laju Esemka Rajawali. Lain waktu, Jokowi mengobrol dengan pejabat BPPT yang duduk di sebelah kanannya.

Safrudin Supriyadi, petugas pemeliharaan peralatan uji emisi mengatakan ruang vehicle test untuk memonitor uji emisi. Di dalam Vehicle Test Cell terdapat tiga monitor, tombol-tombol. Satu monitor tersambung ke chassis dynamometer. Chassis dynamometer menangkap putaran roda tergantung kecepatannya, lalu terdata di komputer.

Komputer kedua dan ketiga memiliki fungsi yang sama. Keduanya berisi perintah atau item yang harus dilaksanakan driver selama melakukan uji emisi. Perintah dari komputer di ruangan VTC ini tersambung dengan layar monitor yang dipasang di sebelah luar mobil.

"Jadi driver yang ada di dalam mobil harus mengikuti grafik naik turunnya sesuai monitor yang ada di komputer. Jadi gasnya harus stabil banget. Kestabilan has akan tercatat dalam runtime error," terang Safrudin.

Mobil yang tiba pukul 08.00 WIB langsung digiring ke dalam sebuah ruangan khusus. Mobil yang akan diuji emisi harus didiamkan minimal enam jam di satu ruangan, di mana semua mesin dimatikan. Ini ditempuh agar kondisi mobil sesuai dengan temperatur ruangan.

Saat didinginkan, Esemka Rajawali ditempatkan di atas chassis dynamometer, besi berputar yang statis dijadikan tempat roda berputar yang digunkan mengukur kecepatan mobil. Jika penggerak  di roda belakang, roda belakang ditempatkan di atas chassis dynamometer. Jika roda penggerak di depan, maka roda depan ditempatkan di chassis dynamometer.

Direktur Pusat Teknologi Industri dan Sistem Transportasi BPPT Prawoto mengatakan uji emisi kendaraan bermotor hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Tak terkecuali uji emisi yang diterapkan terhadap Esemka Rajawali buatan anak-anak SMK di Surakarta.

Menurut Prawoto, dalam pengujian emisi, mobil ditempatkan di atas chassis dynamometer dalam ruangan khusus. Chassis dynamometer ini berfungsi menggerakkan roda mobil bagian belakang yang menjadi penggerak. Jika penggeraknya roda bagian depan, roda depan akan ditempelkan di atas chassis dynamometer.

Dalam proses uji selama 20 menit itu, mobil akan dipacu oleh seorang penguji atau tester. Kecepatan bervariasi yakni dari 0 sampai 120 kilometer per jam. Tester akan memacu kendaraan berdasar layar monitor yang ditempatkan di samping kanan luar mobil.

"Jadi emisi paling jelek terjadi ketika mobil dipacu saat tahap awal. Kalau sudah mesinnya panas dan konstan, emisi gas buangnya stabil," terang Prawoto di Balai Termodinamika Motor dan Propulsi milik BPPT di Kompleks Puspitek Serpong, Tangerang, Banten.

"Memang untuk uji emisi ini, mobil dipacu layaknya ketika dibawa seperti siklus berkendara di jalan raya. Selain disupiri, mobil juga akan dibebani sesuai daya beban tampungnya. Kita sudah maskukkan angka beban kendaraan sesuai beratnya," kata Prawoto.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved