Sabtu, 4 Oktober 2025

Penangkapan Pejabat Kemennakertrans

Kisah Terpilihnya Kardus Durian Penyimpan Uang Rp 1,5 M

Dharnawati, kuasa direksi PT Alam Jaya Papua menggunakan kardus durian untuk membungkus uang Rp 1,5 miliar yang akan

Penulis: Vanroy Pakpahan
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-inlihat foto Kisah Terpilihnya Kardus Durian Penyimpan Uang Rp 1,5 M
Tribunnews.com/Abdul Qodir
Saksi Subur (kanan) dan Hendra (kiri) memperagakan adegang mengangkat kardus durian berisi Rp 1,5 miliar dalam rekonstruksi kasus suap Kemennakertrans di kantor P2KT Kemennakertrans, Kalibata, Jakarta, Sabtu (24/9/2011).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dharnawati, kuasa direksi PT Alam Jaya Papua menggunakan kardus durian untuk "membungkus" uang Rp 1,5 miliar yang akan diberikannya kepada dua pejabat Kemennakertrans. Bagaimana kisah kardus durian itu bisa "terpilih" untuk membungkus uang sebanyak tersebut.

Damianus Elisai, sopir Dharna mengisahkan, pada 25 Agustus 2011 sekitar 09.00 WIB, dirinya disuruh Dharna mengantarnya ke Gedung Kemennakertrans di Kalibata. Dharna, kata Damianus, hendak ke kantor BNI yang berada di komplek gedung Kemennakertrans tersebut.

Damianus mengaku tak ikut masuk ke dalam kantor BNI. Dia disuruh menunggu di mobil. Namun, dia mengindahkan perintah itu dan pergi ke kantin yang berada di bagian belakang gedung.

"Lima menit kemudian saya ditelepon suruh kembali ke mobil, bu Dharna bilang 'jemput saya dimana biasa saya turun," tuturnya saat bersaksi di pengadilan Tipikor, Senin (5/12/2011).

Tempat yang dimaksud, aku Damianus, adalah Gedung Α Kemennakertrans. Disanalah kantor BNI yang menjadi tujuan Dharna berada.

"Kemudian bu Nana perintah lagi, saya disuruh keluar cari kardus. Saya lalu cari di luar komplek kementerian," ucapnya.

Damianus mengaku, pilihan mencari kardus di luar area Gedung Kementerian diambilnya lantaran di sekitar daerah Kalibata banyak pedagang durian yang menjajakan barang dagangannya.

Singkat cerita, Damianus pun mendapatkan kardus yang diminta Dharna. Karena kardus yang didapatnya ternyata bolong, Damianus pun disuruh untuk menutupi bagian yang bolong itu dengan koran.

Setelahnya, dia lalu disuruh menunggu di dalam mobil. Kardus sendiri disuruh dibawa ke dalam kantor BNI, diletakkan di samping Dharna. Oleh kasir, kardus itu kemudian diambil.

"Lalu bu Nana perintahkan saya balik ke mobil dan tolong parkir mobil dekat pintu BNI. Setelah 10 menit ada satpam keluar bawa kardus tadi yang sudah dilakban rapih," ucapnya. Damianus memastikan, kardus tersebut berisi uang.

Cerita berlanjut, kardus berisi uang itu pun dibawa masuk ke mobil. Dharna, kata Damianus, lalu menghubungi Dadong. Damianus tahu itu Dadong lantaran Dharna sendiri yang menyebut nama orang yang dihubunginya itu. "Pak Dadong tolong keluar saya di parkir gedung Α," ujar Dharna ditirukan Damianus.

Tak berapa lama menghubungi Dadong, kata Damianus, tampak seseorang keluar dari Gedung. Orang itu nampak celingak-celinguk mencari mobil. "Terus saya bilang, bu itu mungkin orangnya," katanya.

Orang itu, kata Damianus, kemudian diketahuinya sebagai Dandan Mulyana, anak buah Dadong. Damianus mengaku awalnya tak mengenal Dandan. Dia baru kenal Dandan di lokasi kejadian.

"Pak Dandan ngobrol sebentar dengan bu Nana. Akhirnya pak Dandan menghampiri saya, katanya tunggu saja di sini. Akhirnya pak Dandan masuk ke dalam (Gedung). Nggak lama ada seseorang keluar menuju ke mobil yang akhirnya saya tau kalau itu pak Dadong," imbuhnya.

Dadong dan Dharna, kata Damianus, lalu berbincang-bincang berdua di dalam mobil. Damianus menunggu mereka di luar. Mobil, terkunci dengan rapat pintunya.

"Setelahnya Pak Dadong keluar dari mobil dan bu Nana nyusul. Uang masih di dalam mobil. Saya disuruh jagain," ungkapnya.

Cerita berlanjut, Dharna, kata Damianus, lalu menyuruhnya mengikuti mobil silver. "Sampai di belakang gedung Α, mobil silver sudah terpakir. Saya lihat mobil itu bagasinya sudah kebuka. Saya disuruh pepetin ke mobil silver. Sebelumnya pintu mobil saya sudah dibuka sama pak Dandan dan mengatakan pindahkan kardus tadi ke mobil silver," paparnya.

Usai pemindahan, Damianus pun kembali menjemput Dharna. Oleh Dharna, dia lalu diperitahkan mengarahkan kemudi ke daerah Cikini. "Lalu bu Nana tanya dimana kantor suara pembaruan. Saya bilang setahu saya di Otista. Saya berdua bu Nana lalu mengarah ke Otista Raya. Saya nggak tahu untuk apa ke sana," ucapnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved