Pernikahan Ibas dan Aliya
Putu Wijaya Harap Pernikahan Ibas-Aliya Hanya Sekali
Penulis novel tetralogi Dangdut, Putu Wijaya menilai pernikahan Edhie Baskoro Yudhoyono dan Siti Aliya Radjasa berlangsung megah.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penulis novel tetralogi Dangdut, Putu Wijaya menilai pernikahan Edhie Baskoro Yudhoyono atau akrab disapa Ibas dan Siti Aliya Radjasa berlangsung megah.
Baginya, kemegahan sebuah pernikahan itu merupakan bentuk kesakralan.
"Ini renungan buat kita juga. Dalam dunia modern ini, pernikahan kehilangan sakralitasnya. Hanya suka sama suka, kawin, cerai lagi. Dengan dirayakan seperti ini, pesan moralnya adalah bentuk kesakralan itu sendiri," ucap Putu Wijaya, Sabtu, (26/11/2011), saat ditemui di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat.
Memang, diakui Putu Wijaya, pernikahan seperti itu menelan biaya besar.
Makanya, pernikahan itu semestinya dilakukan hanya satu kali. "Memang biayanya besar, tapi sekali-sekali. Karena biayanya besar itu, pernikahan sekali saja, jangan berkali-kali," ucapnya.
Menurut pendiri Teater Mandiri ini, pernikahan merupakan penggabungan dua orang menjadi satu.
Dan, untuk bersatu itu cukup sulit. Salah satu yang membuatnya sulit, karena yang bersangkutan harus mengumpulkan uang untuk mempersiapkan pernikahannya.
Tak heran, Putu menyimpulkan kemegahan menjadi bentuk sakralitas yang menunjukkan nilai keagungan pernikahan.
"Kemegahan, bentuk sakralitas yang menunjukkan nilai keagungan pernikahan itu sendiri," tandasnya.