Sabtu, 4 Oktober 2025

Pernikahan Ibas dan Aliya

Acara Ibas Bukti Bahwa SBY Kian Khawatir Keamanan Pribadi

Indonesia Police Watch (IPW) menyayangkan pengamanan yang extra ordinary (luar biasa) dalam pernikahan putra Presiden SBY

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Yudie Thirzano
zoom-inlihat foto Acara Ibas Bukti Bahwa SBY Kian Khawatir Keamanan Pribadi
TRIBUNNEWS.COM/DANY PERMANA
Aparat keamanan mengamankan gerbang Istana Cipanas saat akad nikah Edhie Baskoro Yudhoyono bersama Siti Aliya Rubi Rajasa berlangsung, di Istana Cipanas, Jawa Barat, Kamis (24/11/2011). Putra kedua Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, menikahi putri Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, dengan menggunakan adat Palembang. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) menyayangkan pengamanan yang extra ordinary (luar biasa) dalam pernikahan putra Presiden SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono dan putri Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Siti Rubi Aliya Rajasa di Istana Cipanas, Kamis (24/11/2011) kemarin.

Pengamanan berlebihan yang dilakukan pada perhelatan anak sang Presiden dan mengganggu aktivitas rakyat kecil, justru menunjukkan SBY kian khawatir keamanan dirinya. "Pengamanan yang luar biasa itu dinilai sebagai show of force (unjuk kekuasaan) yang kian khawatir dengan ancaman terhadap keamanan pribadi," kata Ketua Presidium IPW, Neta S Pane, dalam siaran persnya, Jumat (25/11/2011).

Sedikitnya ada 3.000 aparat Polri dan TNI dari dua polda dan dua kodam, yang dilengkapi barakuda untuk menjaga 1.000 tamu di Istana Cipanas.

Akibatnya, sejumlah siswa sekolah diliburkan, pedagang tidak boleh berjualan, dan angkot dilarang melintas. Tragisnya pengamanan yang luar biasa itu hanya ditujukan untuk menghentikan aktivitas rakyat kecil. Sehingga esensi keberadaan aparat keamanan untuk melindungi rakyat menjadi ternafikan.

Menurut Neta, bahwa jelas hal itu menambah total biaya pernikahan yang menjadi beban anggaran negara. Sehingga fakta ini membuat IPW tidak percaya dengan apa yang disampaikan juru bicara Kepresidenan Julian Pasha, bahwa semua dari kantong pribadi keluarga mempelai.

Belajar dari kasus ini, lanjut Neta, IPW menyarankan para pejabat negara yang memiliki acara pribadi sebaiknya memilih tempat yang strategis dan tidak mengganggu aktivitas rakyat kecil. Sehingga tidak ada pengerahan aparat keamanan, khususnya aparat kepolisian secara luar biasa yang bisa menyedot anggaran Polri yang sesungguhnya masih sangat terbatas.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved