Papua Memanas
Selesaikan Konflik Papua dengan Hati
Langkah represif yang dilakukan negara melalui aparaturnya, untuk mengakhiri konflik di Papua, menurut Johan justru menyebabkan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Samuel Febriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktivis HAM yang juga merupakan orang terdekat mantan Presiden RI, Gus Dur, Johan Efendy, berpendapat perlunya pendekatan menggunakan hati untuk menyelesaikan konflik Papua.
Pemerintah Indonesia, menurutnya harus melihat latar belakang kekecewaan rakyat Papua terhadap negara.
"Sentuhlah Papua dengan hati. Harusnya pemerintah kita pikirkan latar belakang orang kecewa bukan tindakan mereka karena kecewa. Kalau kekerasan ini terus berlanjut, masalah di Papua tidak akan pernah usai," tutur Johan dalam acara jumpa pers Jaringan Antariman se-Indonesia, yang digelar di kantor sekretariat Demos, Jakarta, Minggu (6/11/2011).
Langkah represif yang dilakukan negara melalui aparaturnya, untuk mengakhiri konflik di Papua, menurut Johan justru menyebabkan permasalahan baru.
"Berbagai operasi militer dan perlawanan kelompok sipil bersenjata justru melahirkan bentuk kekerasan baru. Saling melawan justru menunjukkan tanda-tanda konflik di Papua tidak akan berakhir," katanya.
Sementara itu, anggota Jaringan Antariman lainnya, Elga Sarapung berpendapat, Pemerintah harus membuka pintu dialog termasuk dari tokoh agama agar memberikan nilai-nilai kemanusiaan untuk menciptakan kedamaian di Papua.
"Berbagai persoalan tersebut menimbulkan banyak pertanyaan bukan hanya pada negara melainkan pada agama-agama. Dalam hal ini agar kekerasan yang sering terjadi di Papua bisa terhapuskan. Kami mengajak para tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat dan jurnalis untuk mendukung sepenuh hati perdamaian di Papua," ujar Elga dalam kesempatan yang sama.