Gas Bumi untuk Rumah Tangga
Pakai Gas Alam Hemat dan Aman
Pelanggan gas bumi atau gas alam di Kota Depok dilayani PT Badan Pengelola Energi Divisi Jargas Badan Pengelola Jaringan Gas Kota Depok.
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Pelanggan gas bumi atau gas alam di Kota Depok dilayani PT Badan Pengelola Energi Divisi Jargas Badan Pengelola Jaringan Gas Kota Depok. Loket pembayaran terdapat hanya satu tempat, Jalan H Asnawi No 59 Beji, Depok. Pelanggan diberi waktu longgar, tanggal 1-20 setiap bulan. Dua helai spanduk terbentang bertuliskan "Gas Alam untuk Rumah Kita: Murah, Aman, Bersih, Hemat."
Menurut Ujang beban yang ditanggung dari pemakaian gas alam diukur berdasarkan kubikasi pemakaian, satuannya meter kubik. Dibandingkan pemakaian gas elpiji, ini lebih tinggi sedikit. Beban per bulan, plus biaya abonemen. Kalau pemakaian sekian kilo, beban abonemen sekian. Beban bulanan saya, rata-rata Rp 150 ribu, tetapi pernah juga Rp 110.000.
"Menurut saya, harga sebanding. Kalau pakai tabung, habis 2 tabung ukuran 15 kg sebulan. Jadi sama saja. Justru pengguna lebih enak dan aman, Jadi menurut saya, program ini sangat bagus. Selain di warung, di rumah juga pakai. Di rumah, pemakaian cuma untuk masak air, beban bulanan rata-rata 26.000," kata Ujang pemilik Rumah Makan Minang Maimbau di Beji.
"Pemakaian gas bumi, 48.000 - 52.000, berbanding tabung gas, kalau lagi ngirit, pakai 2 tabung dalam sebulan, kalau lagi masak banyak, pakai 3 tabung. Sebenarnya hampir sama, tetapi lebih enak pakai gas alam karena lebih aman," kata Aminah didampingi Dul Halim, suaminya.
Berbeda dari Ujang dan Aminah, nenek Saniah mengaku agak terbebani biaya gas alam. "Kemarin, sempat marah-marah karena lebih mahal, dan pas nggak punya duit lagi," kata Saniah. Ia lalu membandingkan biaya penggunaan elpiji tabung dengan gas alam. Sebelumnyam keluarga ini rata-rata menghabiskan empat tabung gas volume 3 kg, seharga Rp 13.000. Dengan demikian biaya gas bulanan Rp 52.000.
Mereka tinggal bertiga seatap. "Masak paling seliter beras, sayur telur nyeplok, indomi, atau goreng tempe, sayur asem. Sayur lebih sering beli. Kami jarang masak, sebab masak nasi pakai magic jar. Sempat bayar 172.930, Oktober ini. Belum lagi biaya listrik, kalau pas nggak punya duit, berat sekali rasanya," ujar Saniah yang sudah 22 tahun tinggal di Jalan Nangka, Beji.
Indri, pemilik usaha Salon Saints Skin Care Jalan Nusantara Raya Depok, dan Dodi, pemilik RM Padang Bundo Tanjuang, di Jalan Nangka, Kelurahan Beji Utara, termasuk warga yang sejak semula tidak mau menggunakan saluran gas alam.
"Begitu masuk, dua bulan lansung cabut. Saya memang tidak pakai sejak awal. Menurut saya lebih murah elpiji, tetap lebih hemat," kata Indri.
"Saya tidak minat sedari awal, soalnya bayaran bulanan. Saya lebih senang penggunaan harian, tabung Elpiji. Kalau habis, tinggal bawa tabung, beli isi ulang. Sedangkan kalau yang ini, bulanan, takut biaya tidak terkontrol. Walaupun biaya pemasangan pipa sampai ke dapur, gratis. Per hari 1,5 tabung, atau dua hari tiga tabung, ukuran 3 kg. Atau pemakaian 22.000 per hari. Kata orang, pemakaian lebih aman, karena tanpa regulator, dan tidak perlu khawatir gas habis," kata Dodi.
Assisten manajer teknik PT Jabar Energi Depok Setiaji Syam mengemukakan, sejak awal, terpasang 4.000 saluran sambungan gas alam. Namun dalam perkembangannya ada sekitar 200 pelanggan pasif, tidak memakai salur gas yang sudah dipasang.
"Ada bebarapa konsumen yang tidak aktif, kurang lebih 200 pelanggan, dengan pemakaian nol meter kubik. Mereka tidak memakai sama sekali, padahal saluran sudah kami sediakan. Yang aktif ada sekitar 3.800 pelanggan," kata Setiaji.
Kalau pakai gas alam, kompor yang biasa dipakai saat menggunakan gas elpiji dapat dipakai. Cuma perlu direkonsidi, spuyernya diperbesar. Sebagian warga di Beji dan Beji Timur mengontrak rumah. Kalau mengontrak berarti kan tinggalnya tidak tetap, belum tentu bertahan lama di sana. Kalau pindah, kompornya tidak bisa digunakan lagi ke kompor biasa, itu yang membuat warga tidak berlangganan gas alam.
"Menurut perhitungan kami, perbandingan 1 kg gas elpiji sama dengan 1,3 meter kubik gas alam. Harga 1 kg elpiji kurang lebih Rp 6.500, sedangkan sekarang 1 meter kubik gas alam seharga Rp 2.800, jadi sesungguhnya gas alam lebih murah. Kalau ada yang bebannya besar, nanti kami akan cek, mungkin terjadi kebocoran pada pipa atau kompor di rumah," kata Setiaji.
Agar pemakaian gas alam dapat lebih luas, dia berharap pemerintah dapat memberi subsidi kepada pelanggan. Subsidi ke masyarakat terutama untuk mengurangi biaya pemasangan sambungan baru, yang lumayan mahal mencapai Rp 5 juta. Sedangkan proyek perncontohan di beberapa kota selama ini, masih sepenuhnya ditanggung pemerintah.
Sumber gas alam berasal dari pipa Pertamina dari sumur Gas di Subang dialirkan ke Tegalgede, Pertagas ke Cilegon untuk pabrik di jalur pipa Cilegon. Di Depok dan di Bekasi, masih rangkaian yang sama, termasuk jalur dari mulai Cirebon.