Rabu, 1 Oktober 2025

Sumpah pemuda

Guratan Sejarah Menunjukkan Peran Pemuda

Wapres berbicara mengenai kepeloporan pemuda dalam sejarah bangsa dengan mengenang peristiwa sumpah pemuda pada tahun 1928 silam.

Penulis: M. Ismunadi
Editor: Dewi Agustina

Laporan Wartawan Bangka Pos, M Ismunadi

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Kepeloporan adalah menemukan sesuatu yang tadinya tidak ada menjadi ada. Pelopor adalah ia yang berjalan di depan. Ia yang mengawinkan harapan dan keberanian, memadukan ide dan tindakan untuk melangkah menuju ke sesuatu yang baru; sesuatu yang kadangkala belum bisa dicerna oleh akal pada waktu itu.

Demikian dikatakan Wakil Presiden Boediono saat mengawali sambutannya dalam upacara peringatan Sumpah Pemuda 2011 di Stadion Siliwangi, Bandung, Jawa Barat, Jumat (28/10/2011).

Di awal sambutannya, Wapres berbicara  mengenai kepeloporan pemuda dalam sejarah bangsa dengan mengenang peristiwa sumpah pemuda pada tahun 1928 silam.

"Pada tahun 1928, sekelompok anak muda berkumpul di Jalan Kramat 106, di Jakarta. Para pemuda itu biasa saja. Rata-rata berusia 25 tahun, bertubuh kurus dalam balutan jas Barat yang mereka kenakan dengan canggung, kebanyakan berkacamata. Namun kemudian sejarah mencatat bahwa merekalah yang membuat langkah besar yang membawa ide negara Indonesia menuju kenyataan. Mereka menyatakan dirinya sebagai satu kesatuan yang mengikat sebagai satu nasional yang bertanah air satu, berbahasa satu," kata Wapres.

Para penggagas bangsa yang masih belia itu, lanjutnya, dalam segala keterbatasannya, ternyata sudah mempunyai pandangan jauh ke depan. Pandangan itu  jauh melampaui batas zamannya. Mereka berani mencita-citakan negara Indonesia yang kita warisi, yang kini berdiri kokoh dan kita cintai ini.

Pada 1945, api itu menyala lagi. Seperti 1928, mereka percaya Indonesia adalah harapan. Mereka berani berkorban agar harapan itu terwujud. Mereka bertindak.

Pelakunya adalah sekelompok mahasiswa yang sebagian besar tinggal di asrama Menteng 31. Mereka bersikukuh, kemerdekaan harus diproklamirkan segera, tanpa menunggu pemberian, tanpa menunggu rakyat pintar atau kemakmuran merata.

"Dan selama empat tahun berikutnya, ribuan pemuda dan pemudi di seluruh pelosok tanah air bertaruh darah dan nyawa demi mempertahankan harapan akan kemerdekaan itu," kata Wapres.

"Itulah fakta  sejarah bangsa kita. Guratan sejarah itu menunjukkan, betapa luar biasa peran Kaum Muda dalam sejarah bangsa ini," tegasnya.

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved