Kamis, 2 Oktober 2025

Densus Tangkap Terduga Teroris

Beni dari Pedagang Menjadi Teroris (1)

Beni Asri, pria kelahiran Solok, 18 September 1985 ditangkap 30 September 2011 di Desa Kasik Koto Sangi, Kecamatan Sepuluh

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-inlihat foto Beni dari Pedagang Menjadi Teroris (1)
TRIBUNNEWS.COM/ABDUL QODIR
Kadiv Humas Polri, Irjen (Pol) Anton Bachrul Alam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beni Asri, pria kelahiran Solok, 18 September 1985 ditangkap 30 September 2011 di Desa Kasik Koto Sangi, Kecamatan Sepuluh Koto Singkarak, Solok Sumatera Barat, ketika hendak pergi salat jumat. Ia ditetapkan sebagai DPO setelah terjadi bom bunuh diri di Cirebon.

Awalnya Beni berangkat dari Solok ke Cirebon pada tahun 2003 ke rumah kakak sepupunya Muslim bersama dengan kawan-kawannya. Muslim bekerja sebagai pedagang di pasar malam.

"Beni mulai mengikuti Muslim dan Beni pun tinggal bersama kakak sepupunya dan mengikuti Muslim selama satu minggu dan berpindah-pindah tempat," ungkap Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Anton Bahrul Alam di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (8/10/2011).

Kemudian Beni pun berpisah dengan kakak sepupunya setelah mengenal bos dagang bernama Rizal. Beni pun bekerja selama tiga tahun kepada Rizal dengan profesi sebagai pedagang pakaian di pasar malam.

"Pada 2006 Beni mengenal Hasyim ketika berdagang di Pasar Malam yang diadakan di Kasepuhan Cirebon. Pada saat itu Hasyim juga sedang berdagang di Pasar Malam tersebut," cerita Anton.

Kemudian pada tahun 2007, Beni kembali ke Solok untuk beristirahat. Setelah sekitar empat bulan, kemudian akhir 2007 Beni kembali ke Cirebon.

"Beni kembali berdagang di Cirebon dengan berdagang mainan anak-anak di pasar malam, usaha tersebut Beni jalani sampai sekitar tahun 2008," ungkapnya.

Pertengahan 2008, Beni mengikuti pengajian Salim Bajri di Masjid As Safei. Dalam pengajian tersebut Beni mengenal Agung Nur Alam, Sueb, Syarif (pelaku bom bunuh diri di Masjid Polres Ciretbon).

Kemudian akhir 2008, mengikuti ceramah ustad Abu Bakar Ba'asyir di masjid An Nur Cirebon. Setelah itu, Beni diajak Agung, Sueb, dan Syarif bertemu dengan Ba'asyir.

"Beni bersama Syarif dibaiat Ba'asyir disaksikan Agung, Sueb, dan 15 orang lainnya," ucap Anton.

Beni kemudian mendapatkan pemahaman Jihad dari pengajian yang disampaikan Ba'asyir sebanyak tiga kali. "Beni pun pernah mengikuti pengajian rutin di masjid Zaitun Cirebon yang diikuti sekitar 30 orang," terang Anton.

Dalam pengajian Beni menerima pemahaman tentang dakwah wal jihad yang di dalamnya mengajarkan tentang permusuhan atau pembencian terhadap thogut dan anshornya.

Thogut meliputi presiden, MPR, DPR, dan pemerintah secara umunya karena mereka tidak berhukum kepada islam atau hukum Allah. Sedangkan Anshor thogut adalah polisi, jaksa, dan hakim.

"Dengan cara memerangi dan membunuh mereka agar tegaknya hukum Allah di Indonesia," terangnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved