Penangkapan Pejabat Kemennakertrans
Dharnawati Akui Semula tak Mau Beri Fee 10 persen
Tersangka Dharnawati berkali-kali mengaku tak mau menggelontorkan fee sebesar 10 persen yang dimintakan kepadanya.

Laporan Wartawan Tribunnews.com Vanroy Pakpahan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tersangka kasus suap program percepatan pembangunan infrastruktur daerah transmigrasi Dharnawati berkali-kali mengaku tak mau menggelontorkan fee sebesar 10 persen yang dimintakan kepadanya. Apa sebabnya, Dharnawati akhirnya mengungkapkannya.
Menurut Dharna, dirinya tak mau memenuhi permintaan itu lantaran tak masuk akal. "Saya pikir enggak masuk akal. Siapa yang mau ngasih (memberi) sepuluh persen dari usulan (nilai proyek). Pejabat pun tidak menjamin itu bakal disetujui," ujar Dharnawati.
Dharna mengaku selalu dikejar-kejar soal komitmen fee 10 persen itu. Namun meski selalu dikejar-kejar, Dharna tetap menolak memenuhinya. "Saya memang tidak akan mau tidak pernah menyetujui, tidak pernah mau," ucapnya.
Sepengetahuan Dharna, 5 dari 10 persen jatah fee itu akan digelontorkan kepada Badan Anggaran. "Salah satunya untuk Pak TL (Tamsil Linrung) ," katanya.
Ihwal kemudian dia lalu menggelontorkan Rp 1,5 miliar kepada Dadong Irbarelawan dan I Nyoman, Dharna mengaku itu lantaran sifat belas kasihnya selaku manusia. "Karena manusiawi dekat lebaran, maka saya kasih. Mereka awalnya bilangnya minta tolong untuk dana talangan untuk kementerian. Saya terkecoh," ucapnya.
Dharna mengaku mau menggelontorkan uang itu lantaran Dadong dan I Nyoman membawa nama Menteri Tenaga Kerja Muhaimin Iskandar.
"Ada kuitansi yang sudah saya buat, pinjaman dari saya, rencananya yang tandatangan pak Nyoman. Tapi karena pak Nyoman tidak ada, saya tunggu, mereka minta saya kembali keesokan harinya," paparnya.
Sebenarnya, kata Dharna, dia sudah berencana untuk mengkroscek kebenaran peruntukkan uang itu kepada Menteri Muhaimin Iskandar. Untuk itu, dia bahkan sudah meminta tolong temannya Dani Nawawi.
"Tapi, tidak sempat ketemu Pak Menteri, saya keburu ditangkap," imbuhnya.