Sabtu, 4 Oktober 2025

Bom Bunuh Diri Solo

Korban Bom Tunjukkan Lukanya kepada Anas Urbaningrum

Anas Urbaningrum dan Mazuki Alie membesuk korban bom bunuh diri di RS Dr Oen solo.

zoom-inlihat foto Korban Bom Tunjukkan Lukanya kepada Anas Urbaningrum
warta jateng/ Wahyu Sulistiawan
salah seorang korban dilarikan ke Rumah Sakit, akibat aksi bom bunuh diri Gereja Bethel Injil Sepenuh, Kepunton, Jl. AR Hakim Solo, Minggu (24/9/2011)

Laporan Wartawan Reporter Tribun Jogja, Ade Rizal

TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Korban ledakan bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton Solo, Minggu (25/9/20111), mendapat simpati berbagai kalangan. Mulai dari kawan, saudara hingga pejabat baik tingkat kota maupun pejabat negara bersimpati dan menjenguk para korban yang dirawat di Rumah Sakit Dr Oen Kandang Sapi Solo.

Sejumlah pejabat, di antaranya, Wali Kota Solo Joko Widodo, Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih hingga Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj, bergantian menjenguk para korban.

Tiga hari setelah kejadian peledakan bom tersebut , Rabu (28/9/2011) beberapa  pejabat negara kembali mendatangi RS Dr Oen dan menjenguk para korban. Mereka di antaranya, Wakil Gubernur Jawa Tengah Rustriningsih, Ketua Umum DPP Patai Demokrat Anas Urbaningrum dan Ketua DPR RI Marzuki Alie.

Seorang korban bom, Belarmin Boris, mengaku senang bisa bertemu para pejabat yang biasanya hanya bisa ia saksikan dari layar  televisi. Namun terkadang kehadiran para pejabat yang menjenguk juga mengganggu jam istirahatnya, mengingat dirinya masih dalam masa pemulihan.

"Terkadang memang cukup mengganggu istirahat saya. Tapi tidak masalah, karena ini wujud kepedulian pemerintah kepada kami," akunya kepada Tribun Jogja, Rabu (28/9/2011).

Awalnya, lanjut Boris, dirinya masih merasa kaget mendapat kunjungan dari tokoh-tokoh penting di Indonesia tersebut. Terlebih kehadiran mereka selalu diikuti para staf, tim dokter, dan sejumlah pejabat kota termasuk para wartawan. Sehingga, tak jarang kehadiran para pejabat dan rombongannya menimbulkan kegaduhan di rumah sakit.

Saat dikunjungi Anas Urbaningrum, Boris sempat bercakap-cakap tentang kronologis kejadian pengeboman. Dirinya juga menunjukkan anggota tubuhnya yang terkena serpihan logam dalam ledakan bom tersebut.

"Satu di kepala, satu lagi di lengan kanan dan ada satu di perut," katanya kepada Anas sembari menunjukkan perban yang menutup luka pascaoperasi.

Keluhan serupa juga dikemukakan korban yang lain, yakni Ferdianta Sembiring dan Septi Roida yang juga banyak dikunjungi pejabat setelah menjadi korban ledakan bom di Gereja Kepunton. Waktu istirahat mereka terganggu karena sejumlah pejabat datang bergantian sejak siang hingga sore hari.

"Sehari setelah ledakan ada juga pejabat yang menjenguk dan menanyakan kronologis ledakan. Jujur saja saya takut menjawabnya, karena takut salah ngomong," aku Septi Roida.

Direktur RS dr. Oen Solo, Willy Handoko, mengakui jika banyaknya kunjungan pasien sedikit banyak mengganggu waktu istirahat dari pasien. Namun, pihak rumah sakit selalu menawarkan kepada setiap pasien mengenai kesediaannya untuk dikunjungi para pejabat tersebut.

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved