Bom Bunuh Diri Solo
Spesilisasi Tugas Empat DPO Teman Hayat
Tewasnya Ahmad Yosepa Hayat, membuat buron yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) bom Cirebon tersisa empat orang.

TRIBUNNEWS.COM, CIREBON - Tewasnya pelaku bom bunuh diri gereja GBIS Kepunton Solo, Pino Damayanto alias Ahmad Yosepa Hayat, membuat buron yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) bom Cirebon tersisa empat orang.
Di antara mereka diduga masih menyimpan tujuh bom. Bom itu merupakan sisa yang dipakai Muchammad Syarief dalam aksi bom bunuh diri di masjid Adz-Zikro Mapolres Cirebon, Jawa Barat, pada 15 April 2011 lalu.
"Memang masih ada teman Hayat lainnya, yakni B, H, Y, N. Ya betul (kelompok Cirebon). Ini kelompok lama," ujar Kadiv Humas Polri, Irjen (Pol) Anton Bachrul Alam di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (27/9/2011).
Dalam rilis di Mapolres Cirebon, 19 Mei 2011 lalu, Anton menyatakan empat DPO bom Cirebon yang diduga masih memiliki bom tersebut, yakni Yadi alias Hasan alias Abu Fatih alias Vijay, Beni Asri, Nanang Irawan alias Nang Ndut alias Rian, dan Heru Komarudin, yang merupakan adik ipar Musola.
Dalam rilis saat itu, dinyatakan DPO pertama, Yadi Al Hasan alias Abu Fatikh alias Vijay alias Yadi, terlibat menyembunyikan pelaku bom klaten, memberi perintah untuk memberikan pelatihan kepada perakit bom bunuh diri di Masjid Adz-Dzikro.
DPO kedua, yakni Heru Komarudin dinyatakan ikut membantu merakit bom Syarief. DPO ketiga, yakni Beni Asri, terlibat menyembunyikan DPO Klaten dan ikut membawa dan menyembunyikan sisa-sisa bom Syarif.
DPO keempat, yakni Nanang Irawan alias Nang Ndut alias Gendut alias Rian, terlibat ikut merakit bom kalten dan memberi pelatihan pada perakit bom bunuh diri.
Saat itu, kepolisian juga mengakui bahwa Hayat masuk DPO bom Cirebon, karena terlibat sebagai perencana sekaligus perakit bom Syarif.