Bom Bunuh Diri Solo
Pelaku Bom Solo Diduga Sisa Jaringan Cirebon
Hasyim Muzadi mengungkapkan, dari pengamatan sementara, pelaku bom bunuh diri adalah pelaku lama sisa-sisa jaringan Cirebon.

Laporan Wartawan Tribunnews.com Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekjen Internasional Conference of Islamic Scholars (ICIS) KH Hasyim Muzadi mengungkapkan, dari pengamatan sementara, pelaku bom bunuh diri adalah pelaku lama sisa-sisa jaringan Cirebon. Hasyim yang juga juga pengasuh pondok pesantren Al Hikam Malang dan Depok ini memberikan beberapa usulan kepada pemerintah dan aparat di lokasi kejadian agar masalah seperti ini tidak terus menerus terjadi.
“Yang pertama, agar Badan Nasional Pemberantasan Terorisme harus koordinasi dengan Kementerian Agama dan Departemen Dalam Negeri untuk membuat program dari tingkat nasional sampai tingkat kabupaten/kota. Koordinasi tersebut bisa dilakukan dengan mengumpulkan seluruh tokoh lintas agama,” kata Hasyim dalam pernyataannya kepada Tribunnews.com, Senin (26/9/2011).
Menurutnya, tokoh lintas agama perlu dilibatkan untuk memberi peringatan kepada masyarakat tentang masalah yang menyangkut fundamentalisme agama.
"Mengingat selama ini hanya setingkat seminar di tingkat elite. Sehingga partisipasi masyarakat dan tokoh di bawah belum terkoordinasi hingga belum ada gerakan itu,” katanya seraya mengatakan UU anti terorisme harus dipertahankan, meskipun sekarang ini tumpul karena HAM.
“Bagaimana ada preventif action, ada langkah pencegahan sebelum bom meledak. Itu harus tercantum di UU. Tidak perlu takut HAM. Padahal HAM di Indonesia itu belum jelas. Apakah meneror itu HAM? HAM yang sebenarnya itu yang real. Bukan berarti harus korbankan semuanya demi slogan HAM”, ujar Hasyim.
Ia menambahkan, gerakan anti teror harus dilakukan melalui pendekatan kultural agama, pendekatan hukum, security dan pendekatan represi. Semua itu selama ini belum seimbang.
"Jika polisi hanya menembak di jalan malah menyuburkan terorisme,” katanya.
Hingga kini, jelasya, belum ada strategi yang jitu dan koordinasi yang matang untuk pemberantasan terorisme. “DPR juga tidak boleh membiarkan undang-undang sekarang sehingga jatuh korban yang terus menerus dari orang yang tak berdosa,” imbuhnya.
Ditanya motif di balik bom bunuh diri itu, Kiai Hasyim mengatakan, motifnya hanya membuat kekacauan dengan menggunakan isu SARA. Diduga aksi bom bunuh diri tersebut ditumpangi kepentingan yang lebih besar.
“BIN tidak tajam menganalisa karena Undang-undang belum tajam. Seluruh ulama se-Indonesia secara bertahap harus diberi pengertian tentang bahaya terorisme,” sergahnya.