Bom Bunuh Diri Solo
Dewan Pembina PD: Terlalu Mudah Katakan Ini Pengalihan Isu
Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat (PD) Ahmad Mubarok menganggap peristiwa bom bunuh diri bukan upaya pengalihan isu.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat (PD) Ahmad Mubarok menganggap peristiwa bom bunuh diri di Gereja Bethel Indonesia Sepenuh (GBIS), Kepunton, Solo, Jawa Tengah bukan upaya pengalihan isu.
"Terlalu mudah bila mengatakan (peristiwa) ini pengalihan isu," kata Ahmad Mubarok usai acara "Reshuffle dan Komitmen Pemberantasan Korupsi" di Restoran Bumbu Desa, Jakarta, Minggu (25/9/2011).
Menurut Ahmad, peristiwa yang terjadi di Solo kemungkinan karena intelijen yang kecolongan. Hal itu, kata Ahmad, dikarenakan anggaran intelijen yang kecil.
"Kita pahami intelijen sekarang tidak sekuat dahulu," ujarnya.
Ahmad menuturkan anggaran intelijen Indonesia berbeda dengan Israel atau Amerika Serikat yang tidak terbatas. Saat era Soeharto, lanjut Ahmad, anggaran intelijen juga tergolong tinggi. "
Tetapi dananya tidak dari APBN saja tetapi 'kompas' kiri-kanan," katanya.
Mengenai pelaku bom bunuh diri, Ahmad menduga orang tersebut mengalami gangguan psikopat seperti peristiwa Cirebon.
"Ini aneh karena dia (pelaku) ikut jemaah disitu," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebuah bom meledak di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Tegalharjo, Jebres, Solo, sekitar pukul 11.00 WIB. Diketahui satu orang tewas dan belasan jamaah gereja luka-luka. Korban tewas dinyatakan oleh pihak kepolisian, merupakan pelaku peledakan.