Minggu, 5 Oktober 2025

TKW Dipancung di Arab Saudi

Didesak Mundur Menlu Justru Klaim Keberhasilan Kinerjanya

Desakan mundur dari para anggota Komisi I DPR ditanggapi dingin oleh Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa. Marty tidak mau

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-inlihat foto Didesak Mundur Menlu Justru Klaim Keberhasilan Kinerjanya
tribunnews.com/herudin
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Desakan mundur dari para anggota Komisi I DPR ditanggapi dingin oleh Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa. Marty tidak mau berkonsentrasi soal hal tersebut dan hanya ingin terus bekerja.

"Saya hanya mengatakan, dan tahu satu hal bekerja, bekerja, bekerja, silakan yang mengevaluasi masyarakat umum, tapi itu bukan sesuatu yang sedang kita konsentrasikan," ujar Marty saat ditemui usai rapat dengan Komisi I DPR di gedung DPR, Jakarta, Senin (20/6/2011).

Marty juga mengklaim beberapa tuganya yang dinilai sudah berhasil, seperti misalnya perlindungan terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) yang hendak dihukum mati. Dalam kurun waktu satu tahun terakhir, Marty mengaku sudah ada pembebasan warga negara yang dihukum mati kurang lebih 12 orang.

"Ini bukan kita mengurangi tingkat keseriusan tingkat kepedulian terhadap masalah yang kita hadapi belakangan ini, namun kenyataannya di Arab Saudi pun kita telah mencapai hasil mengurangi, yang dibebaskan dari hukuman mati itu fakta," jelas Marty.

Tidak hanya itu, keberhasilan membebaskan Warga Negara Indonesia (WNI) dari negara-negara konflik seperti Mesir, Tunisia, Libya, Jepang, Somalia juga diklaim sukses oleh Menlu Marty Natalegawa.

"Kita membahas ini dalam konteks perlindungan warga negara secara keseluruhan, ingat 15 ribu lebih WNI tahun ini, sampai 6 bulan pertama ini, dari kondisi konflik di Libya, Tunisia, Jepang, Mesir, Somalia dan lain-lain," jelas Marty.

Saat ini lanjut Marty, dirinya terus mengelola permasalahan-permasalahan dengan sangat baik. Ia juga mengaku tugas yang diembannya cukup berat.

"Saya sampaikan saat ini yang kita kelola adalah permasalah-masalahan, saya melakukan hari demi hari apakah kinerja saya baik atau tidak baik, apalagi tugas saya sedemikian berat, konsentrasi saya sekarang hanya menyelesaikan masalah saya hanya bekerja, bekerja, bekerja,"pungkasnya.

Seperti diketahui sebelumnya, Anggota Komisi I DPR, Teguh Juwarno meminta Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa secara ksatria bertanggung jawab atas tewasnya TKW Ruyati binti Satubi yang dihukum pancung karena membunuh majikannya. Teguh meminta Menlu memilih apakah berniat mengundurkan diri sebagai Menteri atau mencopot Duta Besar RI untuk Arab Saudi.

"Saya meminta pak Menlu bersikap ksatria, berniat mengundurkan diri atau mencopot Dubes RI untuk Arab Saudi," ujar Teguh saat rapat dengan Menlu di gedung DPR, Jakarta, Senin (20/6/2011).

Pendapat serupa juga dikatakan oleh Wakil Ketua Komisi I DPR, TB Hasanuddin. Ia meminta Menlu untuk mundur.

Sebab, kejadian Ruyati berlangsung tidak lama setelah Presiden SBY berpidato di ILO(Internasional Labour Organization) lembaga Internasional milik PBB yang mengurusi tenaga kerja dan buruh dunua.

Saat itu, SBY mendapatkan standing ovation, Menlu Marty Natalegawa dianggap kontra produktif dengan kenyataan yang disampaikan Presiden SBY.

"Pidato SBY betapa banyak mendapat respon positif dan standing applaus tetapi karya kita yang ditunjukkan kontra produktif dengan pidato bapak presiden. Apa bapak berniat mengundurkan diri, karena beliau(SBY) pasti marah karena kasus Ruyati hanya beberapa hari setelah beliau pidato di hadapan dunia Internasional," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved