TKW Dipancung di Arab Saudi
Kenapa Kami Dapat Kabar dari Warni? Bukannya dari Pemerintah
Kabar kematian Ruyati ternyata sudah lama diketahui oleh pihak keluarga. Pada tahun 2010 teman Ruyati di Mekah yang diketahui bernama Warni
Laporan Ucu Rahman, wartawan tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM - Kabar kematian Ruyati ternyata sudah lama diketahui oleh pihak keluarga. Pada tahun 2010 teman Ruyati di Mekah yang diketahui bernama Warni menghubungi Een (36) anak pertama Ruyati bahwa ada berita duka yang dialami ibunya.
Kabar duka ini membuat tubuh Een gemetaran. Een terus-terusan menangis mendengar kabar akan kematian Ibunya di Mekah. Een berusaha mencari tahu kabar itu, baik melalui perusahaan, PJTKI, dinas tenaga kerja hingga kementerian luar negeri (kemenlu). "Istri saya menangis seharian, tidak henti-hentinya Een menangis begitu mendengar kabar itu. Warni bilang mbak yang sabar ya. Een lalu menangis," ujar Bayus suami Een kepada tribunnews.com.
Setelah mendapat kabar duka itu, Een beserta suaminya lalu berusaha mencaritahu kabar eksekusi yang dialami Ruyati."Setahun saya mencari kabar itu. Lebih baik saya yang jemput bola daripada menunggu pemerintah. Selama satu tahun kami mencari, tapi kami hanya disuruh telepon saja. Kenapa justru dari Warni kami tahunya. Harusnya pemerintah atau perusahaan yang memberitahu, bukan dari Warni." ujar Bayus.
Ditemani mantan suami Ruyati yakni Hubaidawi, Bayus mengaku setelah mendapat kabar dari Warni keluarga ini langsung berkumpul dikediaman Iwan anak bungsu Ruyati di desa kampung Ceger, kelurahan Sukadarma. Kemungkinan hanya Een lah yang berjibaku untuk segera mencaritahu apa penyebab kematian ibunya.
"Warni menganggap Almarhum sebagai ibunya sendiri. Warni juga yang memberitahu kalau mertua saya kakinya sakit. Tapi setelah memberi kabar itu, Warni tidak pernah menghubungi lagi. Mungkin ada apa-apa dengan Warni. Atau mungkin dia mendapat tekanan dari sana," ujar Bayus.