Kamis, 2 Oktober 2025

Bom Bunuh Diri Cirebon

Misteri Laptop Muchamad Syarif dan Motif Dendam

Muchamad Syarif diduga pelaku bom bunuh diri di Masjid di Kompleks Mapolresta Cirebon kehilangan Laptopnya karena disita polisi

Penulis: Y Gustaman
zoom-inlihat foto Misteri Laptop Muchamad Syarif dan Motif Dendam
TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Anton Bahrul Alam umumkan wajah pelaku bom bunuh diri di Cirebon di RS Polri Kramat Jati, Sabtu (16/4/2011)
TRIBUNNEWS.COM, CIREBON - Cuaca kota Cirebon hari itu cukup panas medio Februari 2011. Panas obrolan sepanas percakapan yang mengalir dari tujuh orang dalam sebuah angkutan umum jurusan Majasem-Cirebon. Seorang pria berperawakan tinggi, berparas ganteng, berkulit putih, nampak mendominasi obrolan sejak naik sampai turun angkutan di masjid Teja Suar, Jalan Tuparev.

Pri berkulit putih belakangan dikenal Muchamad Syarif, DPO kasus perusakkan minimarket Alfamart di daerah Cirebon dalam razia minuman keras. Bersama Ketua GAPAS (Gerakan Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat) Andi Mulya, Syarif tiba ke Rutan Pelabuhan untuk menjemput  Agus Setiawan, Sueb, Ovan Irawan, Sigit Wuryanto, dan Agung Nur Alam.

Kelima teman Syarif baru saja bebas dari sel untuk hukuman enam bulan. Mereka bersama Syarif ikut dalam perusakkan Alfamart. Sementara Syarif tak ditangkap karena berhasil diselamatkan teman-temannya. Andi Mulya yang ikut dalam aksi itu membenarkan Syarif selamat.

"Saya tahu dari teman-temannya," ujar Andi.

Pihak Kepolisian Resor Kota Cirebon berhasil mengamankan Agung Cs, berikut barang bukti seperti senjata tajam, beberapa sepeda motor, dan sebuah laptop. Belakangan, laptop ini lah yang diributkan dan disebut-sebut Syarif sepanjang perjalanan menjemput Agung Cs hari itu dari Rutan Pelabuhan sampai turun di Masjid Teha Suar.

"Almarhum Syarif sejak naik angkot sampai turun menanyakan di mana laptop yang turut disita itu. Laptop itu yang kerap dipegang Syarif di setiap aksinya. Kebetulan, waktu Agung ditangkap saat kejadian, laptop itu bersamanya. Sebenarnya laptop itu milik Syarif, bukan Agung," ujar seorang sumber kepada Tribunnews.com, Rabu (20/4/2011) dini hari.

Bukan tanpa alasan Syarif bertanya demikian soal laptop. Pasalnya, diduga dalam laptop itu menyimpan database aksi-aksi Syarif dan kelompok radikalnya. Hampir bisa dikatakan, isi laptop adalah nyawa gerakan. Semua aksi mereka terekam di sini, termasuk aksi pelatihan militer, anggota, sampai aliran dana yang mendorong operasional lapangan.

Kesal karena laptopnya tak jelas juntrungannya, Syarif meminta temannya untuk menanyakan keberadaan laptop tersebut di Mapolresta Cirebon yang saat itu dipimpin Ajun Komisaris Besar Herukoco. Kedatangan teman Syarif nihil. Pihak kepolisian hanya menyatakan, bahwa laptop yang dimaksud sudah disita dan diserahkan ke Polda Jawa Barat untuk pengembangan penyidikan.

Kemungkinan besar, Syarif kecewa karena laptop yang dianggap nyawanya itu tak menentu ada di mana. Di sini lah muncul benih kebencian Syarif terhadap kepolisian. Menurut sumber tersebut, Syarif bersama teman-teman gerakannya sudah menyusun untuk aksi Jumat pekan lalu. "Almarhum Syarif seperti mau menebus dengan bom kemarin," imbuh sumber itu.

Kabar soal kebencian terhadap pihak kepolisian dan upaya balas dendam terhadap mereka, juga Tribunnews.com dengar. Sumber lain mengatakan, Agung Cs saat ditahan di Rutan Pelabuhan mengungkapkan kekecewaannya terhadap pihak kepolisian. "Mereka berencana akan melakukan aksi suatu hari kepada polisi," ujar sumber tersebut. Perencanaan itu jauh sebelum bom.

Sementara itu Kapolda Jawa Barat Inspektur Jenderal Pol Suparni Parto saat dikonfirmasi soal laptop, membenarkan ada pada pihaknya. Suparni mengaku tak tahu detil apa saja data yang terekam dalam laptop tersebut. Disinggung adakah soal pelatihan militer di dalamnya, Suparni berujar diplomatis. "Saya belum lihat seluruh isi laptop," ujar Suparni kemarin.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved