Markus Pajak
Gayus Berguru pada Bahasyim?
Sepak terjang Gayus Halomoan Tambunan (30) sebagai oknum makelar kasus (Markus) pajak di
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Sepak terjang Gayus Halomoan Tambunan (30) sebagai oknum makelar kasus (Markus) pajak di Ditjen Pajak bisa jadi tak berjalan dengan sendirinya. Isu yang merebak, Gayus ‘berguru’ dengan Bahasyim sehingga bisa mulus melakukan berbagai tindakan korupsi dimaksud. Bahasyim adalah mantan Kepala Kantor Pemeriksaan Jakarta Tujuh Direktorat Pajak.
Pasalnya, orang yang kini menjadi bidikan polisi yang juga mantan petinggi Ditjen Pajak, Bahasyim Assifie sempat melakukan pertemuan dengan Gayus di villa pribadinya di daerah Tapos, Depok, pada pertengahan 2009.
Hal itu diungkapkan oleh seorang warga berinisial HT, saat wartawan mendatangi kediamannya, di Depok, Jawa Barat, Jum'at (9/4/2010).
Rumah HT berada di samping villa Bahasyim tersebut. HT sendiri membuka warung kelontong di depan rumahnya.
HT menceritakan, sempat ada pembeli yang wajahnya mirip Gayus. Badan Gayus saat itu, tidak segemuk saat ini. Tapi, ia merasa yakin bahwa orang tersebut adalah Gayus.
Daya ingatnya muncul saat kasus Gayus ramai dan muncul di televisi. HT menyatakan saat itu Gayus membeli sebuah amplop. Setelah membeli amplop, pria itu langsung masuk ke villa Bahasyim.
"Saya ingat orang itu pernah kemari dulu. Datang ke rumahnya Pak Bahasyim. Dia mampir ke sini. Waktu itu dia beli amplop. Enggak untuk apa. Namanya orang beli. Saya juga biasa saja. Enggak tahu apa-apa," ungkap HT, Depok, Jum'at (9/4).
HT mengaku tidak amplop itu digunakan untuk apa. "Saya enggak tahu kalau ampol buat apa," ujarnya.
Hal yang sama juga disampaikan seroang warga yang enggan menyebut namanya. "Kalau enggak salah si Gayus juga pernah mondar-mandir naik motor Mio merah depan pabrik ikan Pak Hasyim," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, villa Bahasyim di Tapos berlantai tiga dengan cat kuning. Villa itu ada di area kompleks seluas 10 hektar. Di lahan tersebut, Bahasyim mendirikan PT Tridharma Perkasa, perusahaan yang bergerak dalam jual beli ikan laut dan daging.
Di lahan itu juga didirikan mess pegawai dan musholla pribadi. "Tadinya ada kolam renang, tapi sekarang sudah diuruk (ditimbun tanah).