Pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN
Mengenal Smart Instalasi Tahanan Militer, Penjara Berteknologi AI Tempat 2 Oknum Kopassus Ditahan
Dua oknum Kopassus ditahan di Smart Instalasi Tahanan Militer berteknologi Artificial Intelligence yang berlokasi di dalam Markas Pomdam Jaya.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kopda FH dan Serka N, dua oknum prajurit TNI Angkatan Darat (AD) dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus) tersangka kasus dugaan pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN Mohamad Ilham Pradipta saat ini ditahan di Markas Pomdam Jaya Jayakarta, Jakarta.
Keduanya ditahan di Smart Instalasi Tahanan Militer berteknologi Artificial Intelligence yang berlokasi di dalam Markas Pomdam Jaya Jayakarta, Jakarta.
Baca juga: Terungkap Peran Oknum TNI AD Lain dalam Kasus Penculikan dan Pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN
Smart Instalasi Tahanan Militer adalah fasilitas tahanan militer modern yang dikembangkan oleh TNI Angkatan Darat (AD) dengan teknologi berbasis Information and Communication Technology (ICT) dan Artificial Intelligence (AI).
Ini merupakan terobosan pertama di Indonesia dalam sistem penahanan militer yang lebih aman, terkendali, dan manusiawi.
Hal itu dikonfirmasi oleh Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana usai olah raga bersama awak media di Markas Besar TNI Angkatan Darat (Mabesad) Jakarta, Kamis (18/9/2025).
"(Keduanya ditahan) Di Pomdam Jaya. Nanti bisa komunikasi dengan Danpomdam Jaya," ujar Wahyu.
"Di Pomdam Jaya itu salah satu instalasi polisi militer yang punya fasilitas tahanan, fasilitas instalasi penahanan militer yang kualitasnya cukup bagus," lanjutnya.
Ia menjelaskan saat ini pemeriksaan kedua oknum prajurit tersebut masih berlangsung.
Pemeriksaan tersebut dilakukan dalam status keduanya sebagai tersangka.
"Saat ini masih berlanjut pemeriksaan yang bersangkutan sebagai tersangka. Nanti kita ikuti perkembangannya," ungkap dia.
Ia menegaskan arahan pimpinan TNI Angkatan Darat yang meminta keduanya diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Baca juga: Oknum TNI Berpangkat Kopda jadi Tersangka Kasus Penculikan dan Pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN
Dia juga menegaskan TNI Angkatan Darat tidak akan melindungi atau menutup-nutupi tindakan prajurit yang melanggar hukum.
"TNI Angkatan Darat tidak pernah melindungi ataupun tidak akan pernah menutupi suatu tindakan dari prajurit yang melawan hukum, yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, kegiatan-kegiatan ilegal dan sejenis. Itu jelas," pungkasnya.
Komandan Polisi Militer Kodam (Podam) Jaya Kolonel Cpm Donny Agus Priyanto juga mengonfirmasi hal tersebut.
Ia membenarkan kedua tersangka oknum prajurit tersebut saat ini tengah ditahan di Smart Instalasi Tahanan Militer berteknologi Artificial Intelligence yang berlokasi di Markas Pomdam Jaya Jayakarta, Jakarta.

"Betul," kata Donny saat dihubungi Tribunnews.com pada Kamis (18/9/2025).
Fasilitas Smart Instalasi Tahanan Militer
Fasilitas penahanan militer canggih tersebut diresmikan pada Selasa (20/4/2021).
Saat diresmikan, instalasi tahanan militer didesain sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya vandalisme, perundungan, ataupun potensi tahanan untuk mencederai diri sendiri.
Biaya pembangunan instalasi tahanan militer canggih tersebut mencapai Rp 100 miliar.
Bangunan instalasi tahanan militer tersebut memiliki luas sekitar 1.500 meter persegi di dalam Markas Pomdam Jaya.
Instalasi tahanan militer tersebut saat diresmikan mampu menampung 83 orang.

Berbasis Information Communication Technology (ICT), fasilitas instalasi tahanan militer itu juga ditanamkan teknologi Artificial Intelligence (AI).
Pintu utama Smart Instalasi Tahanan Militer tersebut sudah dilapisi dengan sistem keamanan berlapis yang dilengkapi dengan sistem inspeksi kolong kendaraan.
Alat pemindai x-ray dan detector logam juga ditempatkan di pintu pengunjung untuk mempersempit celah penyelundupan barang ke dalam ruang tahanan.
Kamera CCTV juga ditempatkan di setiap sudut ruangan untuk memantau setiap kegiatan.
Kamera CCTV tersebut juga berbasis kecerdasan buatan yang dapat mengirimkan sinyal apabila ada kegiatan tak wajar.
Tahanan di instalasi militer tersebut dikenakan gelang pengenal yang juga berfungsi untuk memantau gerakan para warga binaan.
Seluruh aktifitas pengawasan dan pengamanan instalasi tahanan militer itu terintegrasi dalam satu ruang komando.
Selain itu, penjara militer canggih itu juga dilengkapi layanan kunjungan yang canggih di antaranya fasilitas kunjungan online.
Konsep dan Teknologi
Berbasis ICT dan AI: Semua sistem dikendalikan secara otomatis, termasuk penguncian sel, pencahayaan, dan pemantauan aktivitas tahanan.
Pemantauan cerdas: Gerak-gerik tahanan dianalisis oleh sistem AI untuk mencegah tindakan berbahaya seperti vandalisme, perundungan, atau percobaan mencederai diri sendiri.
Integrasi penuh: Sistem keamanan, kontrol fasilitas, dan data tahanan terhubung dalam satu jaringan terpadu.
Lokasi dan Kapasitas
Lokasi perdana: Markas Polisi Militer Kodam Jaya, Jakarta
Luas bangunan: Sekitar 1.500 meter persegi
Kapasitas tahanan: Menampung hingga 83 prajurit binaan
Anggaran pembangunan: Sekitar Rp 100 miliar, berasal dari anggaran tahun 2020
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.