Senin, 29 September 2025

Diplomat Muda Tewas di Menteng

Diplomat Muda Arya Daru Tewas, Eks Kapolda Jabar Singgung Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

Eks Kapolda Jabar Anton Charliyan menyinggung kasus pembunuhan di Subang saat membahas kasus kematian diplomat muda.

Dok. Pribadi Arya Daru/Tribunnews.com Rizki Sandi Saputra
DIPLOMAT MUDA TEWAS - Foto Arya Daru Pangayunan semasa hidup (kiri). Polisi melakukan oleh TKP di kos Daru di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025). Daru, yang merupakan Diplomat Muda Kemenlu, ditemukan tewas di indekosnya pada Selasa pagi, dalam kondisi kepala dilakban. Pada Senin (7/7/2025) malam sebelum tewas, Daru sempat melakukan panggilan telepon dengan sang istri. Panggilan itu merupakan komunikasi terakhir Daru dengan istrinya. Eks Kapolda Jabar Anton Charliyan menyinggung kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang saat membahas kasus kematian diplomat muda Kemlu Arya Daru Pangayunan. 

TRIBUNNEWS.COM - Mantan Kapolda Jawa Barat (Jabar) Irjen Pol Purn Anton Charliyan menyinggung kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang yang pelakunya adalah keluarga sendiri saat membahas diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan yang ditemukan tewas dengan wajah terlakban.

Anton Charliyan juga menyebut bahwa polisi harus mendalami lagi keterangan istri Arya yang meminta penjaga kos mengecek kamar korban.

Rekaman CCTV memperlihatkan penjaga kos mondar-mandir di depan kamar Arya sebelum jasad korban ditemukan tewas dalam kondisi kepala terlilit lakban.

Dari keterangan polisi, gerak-gerik penjaga itu berkaitan langsung dengan permintaan istri Arya, Ayu Puspitantri.

Istri diplomat muda disebut meminta tolong penjaga kos untuk mengecek kamar nomor 105 yang dihuni korban.

Menurut Anton Charliyan, keterangan istri dari diplomat muda yang meminta penjaga kos mengecek kamar korban harus diperdalam lagi.

Anton lantas menyinggung kasus pembunuhan Subang yang ternyata pembunuhnya berasal dari orang dekat alias keluarga.

KEMATIAN DIPLOMAT MUDA - Diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Arya Daru Pangayunan dan istri, Meta Ayu Puspitantri. Polisi terus menyelidiki kematian tragis Arya Daru Pangayunan, dengan menelusuri lingkar pertemanannya guna mengungkap motif di balik jasadnya yang ditemukan tewas dengan kepala terlilit lakban di indekos kawasan Menteng.
KEMATIAN DIPLOMAT MUDA - Diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Arya Daru Pangayunan dan istri, Meta Ayu Puspitantri. Polisi terus menyelidiki kematian tragis Arya Daru Pangayunan, dengan menelusuri lingkar pertemanannya guna mengungkap motif di balik jasadnya yang ditemukan tewas dengan kepala terlilit lakban di indekos kawasan Menteng. (Instagram @ddaru_chee)

Baca juga: Eks Wakapolri Sebut Orang Mondar-mandir di Depan Kamar Diplomat Muda Bisa Jadi Petunjuk

"Saya kira kalau tidak ada latar belakang itu sesuatu yang janggal, tetapi ketika ada latar belakang misalkan seperti yang dikatakan bahwa itu diminta oleh istrinya, kalau diminta oleh istrinya itu juga harus didalami lagi," kata Anton, Minggu (13/7/2025), dikutip dari YouTube Kompas TV.

"Seperti, mohon maaf, tidak menuduh, masalah pembunuhan Subang kan ternyata (pelaku) adalah dari keluarganya sendiri," imbuhnya.

Menurut Anton, polisi harus mengumpulkan seluruh bukti-bukti dalam kasus diplomat muda tewas ini.

"Makanya ini di samping physical evidence, bukti-bukti mati, bukti-bukti hidup, latar belakang ini harus saling berkelindan erat karena untuk mengungkap satu masalah tidak bisa dari satu sisi," katanya.

"Apalagi ini dikatakan apakah sidik jari itu hanya di lakban saja atau ada di tempat lain kan ini perlu terus-terusan dikumpulkan antara satu bukti dengan satu yang lain," imbuhnya.

Anton sependapat dengan pernyataan eks Wakapolri Komjen Pol (Purn) Oegroseno yang menyabut bahwa kasus diplomat muda tewas ini kemungkinan 50 persen bunuh diri dan 50 persen pembunuhan.

"Tapi apabila dilihat dari tutupan lakban itu apakah tutupan lakban itu di hidung kan kita juga tidak tahu," ujar Anton.

"Yang jelas itu ada orang lain kemungkinan yang melakukannya, sehingga bisa saja terjadi ini adalah pembunuhan," tuturnya.

Anton menilai, jejak digital, sidik jari, hingga telapak kaki korban juga harus diperiksa oleh polisi

"Makanya ini untuk mengungkap satu pembunuhan itu memang betul tidak boleh dipotong berpuzzle-puzzle," kata dia.

"Jejak digital misalkan, baik handphone, sidik jari, telapak kaki, seperti di Subang kan ini bisa dilihat ternyata ada beberapa telapak kaki yang berbeda," lanjutnya.

Anton Charliyan meminta penyidik tidak terganggu oleh opini-opini yang beredar di masyarakat luas terkait dengan kasus diplomat muda tewas ini.

Ia juga meminta masyarakat untuk bersabar menanti terungkapnya kasus tersebut.

"Ini perlu kecermatan jangan sampai nanti malah karena desakan opini, salah tangkap orang sehingga menjadikan simalakama bagi Polri bukan mendapatkan satu prestasi malah mendapatkan caci maki," ujar Anton.

Baca juga: Satpam Ungkap Kondisi Sekitar Kos Diplomat Muda saat Malam, Sebelum Arya Daru Ditemukan Tewas

"Mohon bersabar dulu saja. Kasus pembunuhan ini selalu terungkap, apalagi sekarang dengan teknologi yang canggih tentu saja akan sangat membantu."

"Karena di dalam kasus pembunuhan ini, selalu ada yang seolah-olah ada yang menuntun baik dari batin atau apa gitu, pada akhirnya ya bisa ketemu, yang penting ulet," ucapnya.

Sebelumnya, Arya ditemukan tewas dengan kepala terlilit lakban di kamar indekosnya, di kawasan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025) lalu.

Arya ditemukan meninggal dalam posisi terbaring di atas kasur.

Kamarnya dalam keadaan terkunci dari dalam. 

Polisi menyebut tidak ada tanda-tanda kerusakan pintu maupun kehilangan barang.

Polisi belum bisa menyimpulkan apakah kematian Arya Daru Pangayunan disebabkan faktor medis, bunuh diri, atau dugaan kriminal.

Jenazah Arya telah dipulangkan ke keluarga dan dimakamkan di kampung halamannya di Bantul, Yogyakarta.

Biodata Arya Daru Pangayunan

Arya Daru Pangayunan ada diplomat muda yang dikenal berdedikasi dan humanis.

Ia lahir di Sleman pada tanggal 15 Juli 1986.

Pria berusia 39 tahun ini merupakan diplomat berbakat di Direktorat Perlindungan WNI, Kementerian Luar Negeri RI.

Di lingkungan Kemlu, Arya dikenal sebagai sosok ramah, cepat tanggap, dan peduli terhadap WNI.

Arya memiliki istri yang bernama Meta Ayu Puspitantri, alumnus FEB UGM (2005) dan telah dikaruniai dua anak.

Riwayat Pendidikan 

- SD Muhammadiyah Sapen, Yogyakarta

- SMP Negeri 8 Yogyakarta

- SMA Negeri 3 Yogyakarta (Padmanaba)

- S-1 Hubungan Internasional, FISIP Universitas Gadjah Mada (UGM), angkatan 2005

Jejak Karier Diplomatik

- 2011–2013: Staf lokal KBRI Yangon, Myanmar

- 2018–2020: Third Secretary bidang Politik, KBRI Dili, Timor Leste

- 2020–2022: Second Secretary bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya, KBRI Buenos Aires, Argentina

- 2022–2025: Diplomat Ahli Muda, Direktorat Perlindungan WNI, Kemlu RI

- Juli 2025 (rencana): Penugasan baru ke KBRI Helsinki, Finlandia

(Tribunnews.com/Rakli/Abdul Qodir)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan