Kebakaran di Kapuk Muara, Fahira Idris Dorong Pencegahan Komprehensif di Jakarta
Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta, Fahira Idris, menyampaikan simpati mendalam kepada warga terdampak kebakaran di kawasan Kapuk Muara, Penjaringan.
Hasiolan EP/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta, Fahira Idris, menyampaikan simpati mendalam kepada warga terdampak kebakaran di kawasan Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara pada Jumat (6/6/2025) kemarin.
Ia menegaskan, peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya pencegahan kebakaran yang dilakukan secara menyeluruh dan terencana.
“Saya turut berduka dan menyampaikan simpati kepada warga Kapuk Muara yang terdampak. Saat ini, perhatian utama kita adalah memastikan seluruh kebutuhan warga terpenuhi. Namun yang tak kalah penting, kita harus membangun sistem pencegahan kebakaran yang lebih sistematis dan komprehensif,” ujar Fahira di Jakarta, Senin (9/6/2025).
Fahira mengapresiasi langkah Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung yang menerbitkan Pergub tentang kewajiban satu Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di setiap RT.
Namun menurutnya, hal itu hanyalah satu bagian dari sistem pencegahan yang lebih besar.
Ia mendorong Pemprov DKI Jakarta untuk menyusun kebijakan yang lebih menyeluruh, mengingat dampak kebakaran tidak hanya bersifat material, tapi juga menyangkut keselamatan serta masa depan warga.
Fahira pun menyampaikan lima rekomendasi untuk memperkuat sistem pencegahan kebakaran di Jakarta.
Pertama, kata dia, distribusi APAR disertai pelatihan warga.
Menurutnya, tidak cukup hanya menyalurkan APAR, warga juga perlu dibekali pelatihan langsung oleh Dinas Gulkarmat agar siap menangani insiden awal sebelum membesar. Pelatihan ini bisa dijadwalkan rutin per triwulan di tiap RT.
Langkah kedua adalah audit instalasi listrik dan sistem proteksi gedung.
"Mengingat korsleting menjadi penyebab utama kebakaran, Pemprov harus bekerja sama dengan PLN untuk melakukan audit gratis atau bersubsidi pada instalasi listrik rumah tangga, khususnya di kawasan padat penduduk. Gedung publik dan swasta juga wajib diaudit kelengkapan sistem keamanannya," kata dia.
Langkah ketiga, kata dia, adalah penguatan relawan kebakaran (redkar). Relawan di tingkat RT/RW perlu diberdayakan sebagai ujung tombak penanggulangan dini.
Menurutnya, mereka harus dibekali perlengkapan dasar seperti APAR, helm, jaket tahan api, dan peluit, serta peran edukatif di lingkungan sekitar.
Langkah selanjutnya adalah modernisasi armada dan infrastruktur pemadam.
Menurutnya, Jakarta perlu menambah pos damkar di setiap kelurahan, memasang hydrant aktif di kawasan padat, serta menambah motor damkar untuk menjangkau gang sempit. Armada yang ada juga perlu diperbarui.
Selanjutnya adalah pemanfaatan teknologi smart city.
Dia mengatakan, jakarta harus mulai mengadopsi teknologi seperti IoT untuk deteksi suhu dan asap secara otomatis, penggunaan drone untuk pemantauan lokasi sulit, serta aplikasi pelaporan kebakaran secara real-time yang terintegrasi dengan pusat kendali.
Baca juga: PSI Desak Pemprov Jakarta Perkuat Sistem Penanggulangan Kebakaran Usai Insiden di Kapuk Muara
“Kebakaran bisa dicegah bila sistem pencegahan dibangun secara menyeluruh, dari alat, sumber daya manusia, hingga lingkungan. Jakarta perlu memiliki kebijakan yang berorientasi jangka panjang dan berkelanjutan,” kata Fahira Idris.
Polisi Cari Penyebab Kebakaran Puluhan Rumah di Nunukan, Kapolsek: Belum Bisa Kami Sampaikan |
![]() |
---|
40 Rumah Terbakar di Nunukan, Warga Sebut Dibakar Pria Misterius |
![]() |
---|
Tujuh Langkah Transformasi, Jakarta Ditarget Masuk 10 Besar Transportasi Publik Dunia |
![]() |
---|
Haornas 2025 Jadi Momentum Evaluasi Arah Prestasi Olahraga Indonesia |
![]() |
---|
Indonesia Alami 2 Ribu Karhutla dalam 8 Bulan, Menhut Minta Manggala Agni Lebih Tangguh |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.