Rabu, 1 Oktober 2025

Beras Indonesia

Satgas Pangan Polri Bongkar Manipulasi Data: Stok Beras Cipinang Aman, Klaim Kelangkaan Menyesatkan

Satgas Pangan Polri pastikan stok beras Cipinang aman, klaim kelangkaan tak sesuai fakta, dugaan manipulasi data diselidiki.

|
Editor: Glery Lazuardi
Tribunnews.com/Ibriza Fasti Ifhami
STOK BERAS - Satgas Pangan Mabes Polri saat melakukan investigasi langsung di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, memastikan pasokan beras dalam kondisi aman dan distribusi berjalan normal. 

Satgas Pangan Polri Bongkar Manipulasi Data: Stok Beras Cipinang Aman, Klaim Kelangkaan Menyesatkan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satuan Tugas (Satgas) Pangan Mabes Polri membongkar dugaan manipulasi data terhadap pasokan stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur.

Berdasarkan hasil investigasi pada Rabu (4/6/2025), pasokan beras dalam kondisi aman dan distribusi berjalan normal, bertolak belakang dengan klaim kelangkaan yang sebelumnya disampaikan Ketua Koperasi Pedagang Beras Cipinang, Zulkifli Rasyid. 

Satgas bahkan menduga telah terjadi manipulasi data yang dapat menyesatkan publik dan mengganggu stabilitas pangan nasional.

Upaya investigasi itu dilakukan di bawah pimpinan Brigjen Pol Djoko Prihadi dan Brigjen Pol Kurniawan Affandi pada Rabu (4/6/2025).

Dalam keterangan pers yang diterima Tribunnews.com pada Kamis (5/6/2025), menyatakan “Klaim yang disampaikan Ketua Koperasi Pedagang Beras Cipinang Zulkifli Rasyid mengenai kelangkaan beras medium di Cipinang tidak sesuai dengan fakta lapangan dan berpotensi menyesatkan persepsi publik,".

Baca juga: Stok Beras Tembus 4 Juta Ton, Anggota DPR: Jangan Sampai Harga Tetap Mencekik Rakyat Kecil 

Temuan Satgas Pangan Berbeda dengan Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang

Sebelumnya, Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang (KKPIBC) Zulkifli Rasyid sempat menyarankan agar pemerintah segera menyalurkan kembali stok beras impor yang masih tersimpan di gudang Bulog sebanyak 1,3 juta ton.

“Kami sungguh sangat berharap sama pemerintah, di dalam posisi kita yang lagi bagus seperti ini, penyerapan Bulog banyak. Alangkah baiknya Bapak itu mempunyai inisiatif untuk mengeluarkan beras impor yang sudah cukup lama di gudang,” kata Zulkifli.

Namun, pernyataan tersebut tidak selaras dengan kondisi riil di lapangan. Satgas menemukan bahwa justru tidak ada kendala distribusi beras dan stok berada dalam kondisi aman.

Beberapa hal temuan awal Satgas Pangan saat melakukan investigasi ini adalah:

  1. Data pengeluaran beras pada 28 Mei 2025 sebesar 11.410 ton tidak valid. Angka tersebut bukan hasil penghitungan riil, tetapi berasal dari selisih stok akhir tanggal 27 Mei (55.853 ton) ditambah pemasukan (2.108 ton), kemudian dikurangi hasil stock opname tanggal 28 Mei (46.551 ton).
  2. Data pengeluaran beras yang riil dan terverifikasi hanya sebesar 2.368 ton, bukan 11.401 ton yang ditayangkan pada panel informasi stok beras PIBC
  3. Stok 46.551 ton yang dilaporkan tidak dihasilkan dari pengamatan aktual di lapangan, melainkan berdasarkan laporan pengelola toko atau data kiriman—bahkan dalam beberapa kasus, Satgas tidak bertemu langsung dengan pihak gudang.
  4. Pengeluaran beras yang menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil, motor, dan bajaj tidak tercatat karena volumenya kecil (di bawah 500 kg).
  5. Tidak ada SOP resmi stock opname di lingkungan PIBC.
  6. Stock opname terakhir dilakukan pada Oktober/November 2023, dan baru dilakukan kembali pada Mei 2025 atas perintah pimpinan akibat dinamika harga di pasaran dan keluhan dari pedagang.
  7. Baca juga: Pemerintah akan Salurkan 360 Ribu Ton Bansos Beras Selama Juni–Juli 2025

Selain itu, Satgas Pangan melakukan pengecekan langsung ke tiga toko besar di PIBC: Idolaku, Sumber Raya, dan Sinar Jaya. Fakta lapangan menemukan bahwa pasokan beras pada dasarnya stabil dan kenaikan harga masih wajar.

Hasilnya menunjukkan, Idolaku memiliki stok sekitar 500 ton, Sumber Raya menyimpan 300–400 ton, dan Sinar Jaya memiliki stok hingga 200 ton. 

Ketiganya mengonfirmasi bahwa tidak terjadi lonjakan pengeluaran pada 28 Mei. Rata-rata distribusi harian mereka berjalan normal (30–400 ton tergantung skala toko), dan kenaikan harga beras medium berkisar hanya Rp100–400 per kilogram, masih dalam batas kewajaran.

“Data dimainkan. Ini bukan kelalaian teknis, ini bisa dikategorikan sebagai sabotase terhadap distribusi dan pencapaian ketahanan pangan negara,” tegas Satgas Pangan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved