Kepala Sekolah Akui Anaknya Aniaya Siswa di Bekasi imbas Unggahan Manusia Berkepala Tikus
Penganiayaan di sekolah Bekasi imbas unggahan foto AI manusia berkepala tikus, kepsek berharap damai dengan keluarga korban, Minggu, 25 Mei 2025.
Penulis:
Isti Prasetya
Editor:
timtribunsolo
TRIBUNNEWS.COM – Kepala sekolah SMP swasta di Bantargebang, Kabupaten Bekasi, Ujang Tholib, mengonfirmasi bahwa putranya berinisial S telah melakukan penganiayaan terhadap DMH, seorang siswa yang mengkritik pemotongan dana Program Indonesia Pintar (PIP).
Penganiayaan ini terjadi setelah DMH mengunggah foto yang dianggap menyinggung, yaitu gambar manusia berkepala tikus.
DMH melaporkan kejadian ini ke Polres Metro Bekasi Kota dengan nomor LPB2025SPKTPOLRES METRO BEKASI KOTA pada Senin, 19 Mei 2025.
Ujang menjelaskan bahwa putranya tersulut emosi akibat unggahan DMH, yang dianggapnya sebagai penghinaan terhadap dirinya.
"Yang seolah-olah oleh anak saya menggambarkan bahwa manusia berkepala tikus adalah saya sebagai orangtuanya," ungkap Ujang, pada Minggu, 25 Mei 2025.
Meskipun kasus ini telah dilaporkan ke polisi, Ujang berharap masalah ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan.
"Kami menghormati upaya DMH yang melaporkan S ke polisi, tetapi kami berharap tetap bisa menyelesaikan secara kekeluargaan," tambahnya.
Ujang juga telah menghubungi ibu DMH untuk meminta maaf dan berharap dapat bertemu dengan keluarga korban pada Jumat, 23 Mei 2025.
"Saya bilang mohon maaf DMH dipukul oleh anak saya," ucapnya.
DMH mengaku telah menerima pencairan dana PIP sebanyak dua kali, namun merasa kecewa karena nominal yang diterima tidak sesuai.
"Yang pertama langsung dimasukkan ke SPP, dan yang kedua dipotong Rp150 ribu," jelas DMH.
Baca juga: Akui Anaknya Tonjok Siswa yang Unggah Foto Manusia Kepala Tikus, Kepsek SMP di Bekasi Berharap Damai
Kritikan yang disampaikan melalui media sosialnya ditanggapi oleh pihak sekolah sebagai pencemaran nama baik.
Setelah mediasi antara DMH, wali murid, dan jajaran sekolah, DMH tetap merasa kecewa karena dana bantuan yang dipotong tidak dikembalikan.
"Saya hanya curhat ingin sekolah saya lebih baik, tapi pihak sekolah menganggap saya mencemarkan nama baik," tuturnya.
Pada 19 Mei 2025, S mendatangi sekolah DMH dan melakukan penganiayaan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.