Senin, 29 September 2025

Pakar Ungkap Penyebab Kemacetan Parah di Tanjung Priok

Pakar maritim mengungkapkan penyebab kemacetan arus lalu lintas di jalan menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Editor: Glery Lazuardi
IST
KEMACETAN PARAH DI TANJUNG PRIOK - Pakar Maritim dari IKAL Strategic Center (ISC), Marcellus Hakeng Jayawibawa, mengungkapkan penyebab kemacetan arus lalu lintas di jalan menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Menurut dia, kemacetan arus lalu lintas terjadi karena peningkatan volume kendaraan tidak diimbangi dengan manajemen arus masuk yang adaptif dan efisien.  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Maritim dari IKAL Strategic Center (ISC), Marcellus Hakeng Jayawibawa, mengungkapkan penyebab kemacetan arus lalu lintas di jalan menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Menurut dia, kemacetan arus lalu lintas terjadi karena peningkatan volume kendaraan tidak diimbangi dengan manajemen arus masuk yang adaptif dan efisien. 

“Meskipun sistem digitalisasi yang diterapkan oleh Pelindo tetap beroperasi dengan baik, namun sistem pembatasan dan pengaturan gate pass yang berbasis waktu secara real-time dinilai belum optimal menangani lonjakan volume kendaraan yang terjadi,” kata dia, kepada wartawan, pada Jumat (18/4/2025). 

Baca juga: Ini Biang Kerok Macet Parah di Pelabuhan Tanjung Priok, Sopir Truk Sampai Sebut Sejarah Kemacetan

Selama dua hari terakhir ini, terjadi kemacetan panjang yang melanda 

Pelabuhan Tanjung Priok. Ini terjadi setelah libur Hari Raya Idul Fitri. 

Berdasarkan pemantauan, kemacetan memanjang hingga lebih dari delapan kilometer, dengan antrean ribuan truk logistik yang mengular di sepanjang jalan.

Tidak hanya mengganggu aktivitas pelabuhan, tetapi juga memberikan dampak signifikan terhadap akses vital menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta. 

Menurut Marcellus Hakeng peristiwa itu berawal dari lonjakan kendaraan logistik yang luar biasa, di mana jumlah truk yang biasanya beroperasi sekitar 2.500 unit per hari, meningkat menjadi lebih dari 4.000 unit per hari pasca-libur Idul Fitri. 

Melihat adanya kemacetan itu, kata dia, tantangan utama bukan hanya masalah infrastruktur fisik pelabuhan, tetapi juga terletak pada lemahnya regulasi mikro serta kurangnya koordinasi lintas sektor yang terlibat dalam pengelolaan sistem logistik nasional.

Persoalan ini, dia melanjutkan, lebih dari sekadar kemacetan musiman. Ini adalah sinyal kegentingan sistem logistik nasional yang memerlukan perhatian serius. 

KEMACETAN TANJUNG PRIOK - Kemacetan di Jalan Yos Sudarso menuju kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, terpantau macet, Jumat (18/4/2025) pagi. Kemacetan didominasi oleh truk-truk trailer.
KEMACETAN TANJUNG PRIOK - Kemacetan di Jalan Yos Sudarso menuju kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, terpantau macet, Jumat (18/4/2025) pagi. Kemacetan didominasi oleh truk-truk trailer. (Tribunnews.com/Alfarizy AF)

“Tata kelola pelabuhan harus bertransformasi menjadi sistem yang prediktif dan berbasis data agar dapat mengantisipasi berbagai permasalahan yang timbul,” ujarnya.

Dari data terbaru aktivitas peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok pada kuartal pertama tahun 2025 tercatat mencapai 1,88 juta TEUs, yang mengalami kenaikan sebesar 7,2 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. 

Dari jumlah tersebut, sekitar 1,3 juta TEUs berasal dari kegiatan ekspor-impor, sementara sisanya berasal dari kegiatan domestik.

Dia menilai bahwa meskipun ada peningkatan volume yang signifikan, sistem penerimaan dan pengeluaran kontainer di pelabuhan ini belum memadai untuk menangani lonjakan tersebut. 

“Salah satu masalah utama, adalah ketidakakuratan dalam sistem stacking di container yard, yang menyebabkan waktu sandar kapal menjadi lebih lama dan mengarah pada penumpukan dan antrean panjang truk logistik yang keluar dari pelabuhan,” tegasnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan