Ibu dan Anak Tewas dalam Toren
8 Saksi Diperiksa usai Penemuan Jasad Ibu dan Anak di Tambora, Identitas Pelaku Telah Dikantongi
Kasus pembunuhan ibu dan anak di Tambora, Jakarta Barat menemui titik terang. Identitas pelaku telah dikantongi dan masih diburu kepolisian.
TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 8 saksi telah diperiksa dalam kasus kematian ibu dan anak di Angke, Tambora, Jakarta Barat.
Jasad korban berinisial TSL (59) dan ES (35) ditemukan di toren air rumah mereka pada Kamis (6/3/2025) malam.
Wakasat Reskrim Polres Jakbar, AKP Dimitri Mahendra, menyatakan korban tewas karena mengalami kekerasan benda tumpul.
"Dari awal TKP pada hari Kamis kami melaksanakan pemeriksaan terhadap tiga saksi. Kemudian pada hari Jumat kami melaksanakan pemeriksaan terhadap tiga saksi dan total saksi sampai dengan hari Senin ini sudah delapan saksi yang kami periksa," bebernya, Senin (10/3/2025).
Penyidik telah mengantongi identitas pelaku dan masih memburunya.
"Dan sekarang kami sudah pantau inisial pelaku dan sedang dilakukan pengejaran oleh tim Jatantras, Resmob, dan unit reskrim Polsek Tambora, Jakarta Barat," imbuhnya.
Salah satu saksi yang diperiksa yakni anak kedua TSL bernama Ronny yang pertama kali menemukan jasad.
"Sudah kami lakukan pemeriksaan, nama (saksi) tidak bisa kami sebutkan karena masih dalam tahap penyelidikan,” tuturnya.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan Sipayung, menyatakan hasil visum menunjukkan adanya luka pada bagian kepala.
"Yang pasti dari visum RS Polri Kramat Jati kita lihat secara fisik itu ada luka di bagian kepala dua-duanya," tukasnya.
Penyebab kematian korban masih didalami lantaran hasil autopsi belum keluar.
Baca juga: Fakta Mayat Dalam Toren di Tambora Jakarta Barat, Penampungan di Bawah Tanah hingga Air Sempat Mati
"Kita belum bisa ambil final juga ya, karena visumnya kan dari dokter, tapi dari sisi fisiknya yang kita lihat luka di kepala gitu," lanjutnya.
Toren Bawah Tanah
Ketua RT setempat, Sripriyanty, mengatakan TSL (59) dan ES (35) tinggal di rumah lantai satu, sedangkan lantai dua serta tiga dijadikan kontrakan dengan penghuni enam orang.
Ronny sempat mencium bau busuk dari toren air yang letaknya di bawah tanah dengan kedalaman tiga meter.
Toren tersebut tidak seperti toren berwarna oranye pada umumnya.
Bentuk toren seperti kolam dengan daya tampung ribuan liter air.
Menurutnya, banyak warga yang menggunakan penampung air berbentuk kolam.
Baca juga: Kesaksian Ketua RT di Tambora usai Penemuan Jasad Ibu dan Anak dalam Toren, Korban Pamit Mau Mudik
"Di tempat penampungan air di bawah. kayak kolam renang, dia dalamnya tiga meter."
"Jadi itu memang penampungan air ledeng gitu, bukan septic tank," bebernya.
Kondisi toren di rumah TSL tak terawat sehingga airnya keruh.
Sripriyanty menerangkan TSL dan ES hilang sejak Sabtu (1/3/2025) malam.
Sejumlah penghuni kontrakan sempat menghubungi TSL pada Sabtu (1/3/2025) sore lantaran air mati.
"Pas kejadiannya Sabtu sore kan pada pulang kerja (pengontrak), minta air dinyalain, cuma enggak dibalas WA-nya. Kata yang ngontrak begitu," tuturnya.
Sripriyanty, mengatakan suami TSL meninggal pada 2024 lalu sementara anak keduanya, Ronny tinggal sendirian di kos.
"Emang sebelumnya warga juga ada nyium bau-bau. Tadinya dipikir itu bau bangkai biasa, cuma lama-lama menyengat dan ternyata itu mayat," bebernya, Minggu (9/3/2025), dikutip dari TribunJakarta.com.
Baca juga: Misteri Jasad Ibu & Anak dalam Toren Tambora, Pengontrak Sempat Ngeluh Air Mati Sebelum Penemuan
Ia menerangkan pada Sabtu (1/3/2025) pagi, TSL sempat pamit ke tetangga hendak pulang kampung.
"Awalnya pas pertama puasa, hari Sabtu jam 10.00 WIB pergi. Menurut informasi sih bilangnya mau pulang ke Jawa," tukasnya.
Namun, sore harinya TSL kembali ke rumah menggunakan taksi online.
TSL juga sempat berkunjung ke rumah salah satu tetangga.
Malam harinya, kedua korban tak dapat dihubungi dan tak ditemukan di rumah.
"Dia (Ronny) ngomong sama mantan RT, kan deket tuh rumahnya sama mantan RT-nya."
"Kalau saya mah kan agak jauh. Katanya dia bilang kalau mamahnya enggak pulang-pulang, saya mau lapor polisi aja."
Baca juga: Hasil Autopsi Jasad Ibu dan Anak dalam Toren di Tambora: Ada Kekerasan
"Tapi kata mantan RT itu, 'jangan dulu, takutnya dia tiba-tiba pulang'," kata Sripiyanty menirukan perkataan Ronny.
Setelah menunggu tiga hari, Ronny membuat laporan orang hilang ke kantor polisi pada Selasa (4/3/2025).
Selama berada di rumah, Ronny mencium bau busuk dan mengecek toren pada Kamis (6/3/2025) malam.
Di sana ditemukan jasad ibu dan kakaknya sehingga Ronny menghubungi polisi.
Sebagian artikel telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Ibu dan Anak di Tambora Jakbar Jadi Korban Pembunuhan, Jasadnya Ditemukan di Bak Penampungan Air
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo) (WartaKotalive.com/Miftahul Munir)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.