Rabu, 1 Oktober 2025

Aktor Sandy Permana Tewas di Cibarusah

Hajatan di 2019 Jadi Awal Mula Nanang Gimbal Simpan Dendam hingga Bunuh Sandy Permana

Terungkap momen pertama Nanang Gimbal mulai simpan dendam dan tega menusuk aktor sinetron 'Mak Lampir' Sandy Permana hingga tewas.

Penulis: Nina Yuniar
Editor: Tiara Shelavie
Kolase capture YouTube KOMPASTV/Instagram
Kolase foto kiri: tersangka Nanang Gimbal saat dihadirkan dalam konferensi pers pembunuhan Sandy Permana di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (16/1/2025). Foto kanan: aktor Sandy Permana semasa hidup. 

TRIBUNNEWS.COM - Nanang Irawan alias Nanang Gimbal (45) tega menusuk aktor sinetron 'Mak Lampir' Sandy Permana (46) hingga tewas dengan motif karena sakit hati.

Sebagaimana diketahui, Sandy Permana tewas ditusuk Nanang Gimbal di Perumahan TNI/Polri Cibarusah Jaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Minggu (12/1/2025) pagi.

Kepada polisi, Nanang Gimbal mengaku sudah lama menyimpan dendam kepada Sandy Permana.

Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Wira Satya Triputra menyebutkan bahwa tersangka Nanang Gimbal bertetangga dengan korban Sandy Permana di perumahan tersebut sejak 2017.

Namun hubungan bertetangga mereka tidak harmonis.

Ketidakakuran Sandy Permana dan Nanang Gimbal berawal pada tahun 2019.

Kala itu, Sandy Permana yang menggelar hajatan atau pesta pernikahan, hendak mendirikan tenda sampai ke pekarangan rumah Nanang Gimbal.

Tanpa seizin Nanang Gimbal, pohon yang ada di pekarangan rumah tersangka pun ditebang.

“Pada 2019, ketika korban akan mengadakan pesta perkawinan dan akan mendirikan tenda dengan memasuki pekarangan rumah dari pada tersangka serta melakukan penebangan pohon di pekarangan tersangka tanpa seizin terlebih dahulu," kata Wira dalam konferensi pers Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (16/1/2025), dikutip Tribunnews.com dari YouTube KOMPASTV.

Tersangka Nanang Gimbal dihadirkan dalam konferensi pers pembunuhan Sandy Permana di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (16/1/2025).
Tersangka Nanang Gimbal dihadirkan dalam konferensi pers pembunuhan Sandy Permana di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (16/1/2025). (Capture YouTube KOMPASTV)

Baca juga: Apakah Nanang Gimbal Sudah Bikin Rencana untuk Bunuh Sandy Permana? Ini Jawaban Polisi

Meski begitu, Nanang Gimbal memilih diam karena menurutnya Sandy Permana adalah orang yang sangat pemarah.

"Tersangka tidak menegur korban karena tersangka tahu korban sangat pemarah," sebut Wira.

"Atas perbuatan dari pada korban, tersangka merasa sakit hati dan menyimpan dendam kepada korban," lanjutnya.

Disebutkan juga bahwa dalam sehari-hari, Sandy Permana dan Nanang Gimbal tidak saling sapa.

"Sehari-hari, tersangka menjalani kehidupan bertetangga dengan korban secara tidak harmonis. Tersangka tidak pernah menyapa korban, demikian pula korban juga tidak pernah menyapa tersangka," ungkapnya.

Bahkan, hal itu membuat Nanang Gimbal sampai menjual rumah dan memutuskan untuk pindah ke kontrakan di blok lain masih di lingkup perumahan setempat.

"Pada tahun 2020, tersangka dan keluarganya memutuskan untuk menjual rumah dari pada si tersangka yang ditempati tersangka beserta keluarganya, dan kemudian pindah untuk mengontrak di blok lain namun pada masih lingkup di perumahan tersebut yaitu di Blok H5 Nomor 1," jelas Wira.

Ketegangan antara Sandy Permana dengan Nanang Gimbal kembali terjadi saat rapat warga untuk menurunkan Ketua RT dari jabatannya pada Oktober 2024 lalu.

"Dalam acara tersebut, korban berteriak dan beradu mulut dengan istri ketua RT. Lalu tersangka menegur korban dengan kalimat 'enggak usah teriak-teriak biasa aja'," beber Wira.

"Namun korban melototi tersangka dan berkata kepada tersangka dengan kalimat 'Lu bukan warga sini, enggak usah ikut-ikutan'," imbuhnya.

Baca juga: Sosok Terduga Penusuk yang Tewaskan Sandy Permana: Dikenal Pendiam, Dulunya Kru Film

Perkataan Sandy Permana itulah yang menambah rasa dendam Nanang Gimbal terhadapnya.

Hingga puncaknya, pada hari kejadian penusukan, emosi Nanang Gimbal pun seolah meledak tak terbendung lagi.

Wira mengungkapkan kronologi lengkap penusukan yang menewaskan Sandy Permana.

Penusukan terjadi pada hari Minggu sekitar pukul 06.30 WIB saat tersangka Nanang Gimbal memperbaiki sepeda motor di pinggir jalan di depan rumahnya.

Kemudian Nanang Gimbal melihat korban Sandy Permana yang sedang mengendarai sepeda motor listrik melintas di depan rumah tersangka.

Berdasarkan pengakuan Nanang Gimbal, Sandy Permana menatapnya dengan sinis bahkan sempat meludah ke arahnya.

"Tiba-tiba korban meludah dan menatap sinis terhadap tersangka kemudian tersangka merasa emosi," ucap Wira.

Melihat hal tersebut, Nanang Gimbal pun tersinggung dan sontak ingin meluapkan emosinya yang selama ini ia pendam terhadap Sandy Permana.

"Lalu tersangka mengambil pisau dari kandang di samping rumah, kemudian tersangka berlari mengejar korban dengan maksud untuk melukai korban serta meluapkan kekesalan yang selama ini terpendam," jelas Wira.

Nanang Gimbal menusukkan pisau yang diambilnya itu ke arah korban secara berkali-kali.

"Modus operandi dari pada si pelaku melakukan perbuatan yaitu dengan cara menusuk ke bagian perut kiri korban sebanyak 2 kali dalam posisi korban masih berada di atas motor," papar Wira.

Korban sempat berhenti untuk memberikan perlawanan terhadap serangan Nanang Gimbal.

"Kemudian korban berhenti dan korban melakukan perlawanan dengan cara menangkis," ujar Wira.

Namun, Nanang Gimbal dengan tanpa ampun tetap berusaha menusuk korban.

"Tersangka tetap berusaha untuk melukai korban dengan cara menusuk kembali ke arah pelipis kiri korban sebanyak 1 kali, kemudian menusuk kepala korban sebanyak 1 kali. Kemudian menusuk ke arah dada korban sebanyak 1 kali. Kemudian pelaku menusuk ke arah leher kiri korban sebanyak 1 kali,"

"Selanjutnya pada saat korban ingin lari menyelamatkan diri, tersangka mengejar dan menusuk kembali ke arah punggung kiri korban sebanyak 1 kali dengan menggunakan sebilah pisau. Pisau tersebut diambil dari kandang ayam dari samping rumah dari pada tersangka," ungkapnya.

Sandy Permana sempat dilarikan ke RSUD Cileungsi di daerah Bogor guna mendapat pertolongan medis, namun nyawanya tidak berhasil terselamatkan.

Dari hasil autopsi korban, Sandy Permana meninggal dunia akibat pendarahan hebat dari luka tusuk di bagian leher.

"Didapatkan beberapa luka di tubuh korban yakni pada bagian dada khususnya, kemudian bagian leher kiri, kemudian di pelipis sebelah kiri, bagian kepala, bagian wajah, bagian punggung serta perut,"

"Dari hasil visum maupun autopsi, disimpulkan bahwa penyebab kematian diakibatkan kekerasan benda tajam pada sisi kiri leher yang memotong pembuluh bilik utama kiri sehingga menyebabkan pendarahan hebat," terang Wira.

Dijabarkan Wira, motif Nanang Gimbal menghabisi nyawa Sandy Permana adalah karena sakit hati.

"Disebabkan karena pelaku ataupun tersangka sakit hati, merasa direndahkan oleh korban dengan cara melihat ke arah tersangka secara sinis dan korban meludah ke arah tersangka," sebut Wira.

Setelah menusuk Sandy Permana, Nanang Gimbal sempat kabur dengan menumpang truk-truk hingga ke wilayah Karang, Jawa Barat.

Namun pelarian Nanang Gimbal berakhir, saat ia diringkus tim Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya bersama Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Bekasi di Dusun Poris, Desa Kutamukti, Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang, Rabu (15/1/2025) pagi.

Atas perbuatannya, Nanang Gimbal yang berstatus sebagai tersangka kini dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dan/atau Pasal 354 ayat (2) KUHP tentang penganiayaan berat mengakibatkan kematian.

"Terhadap tersangka, kami persangkakan dengan Pasal 338 KUHP dan/atau Pasal 354 ayat (2) KUHP, dengan ancaman untuk Pasal 338 KUHP yaitu maksimal 15 tahun (penjara), sedangkan untuk Pasal 354 ayat (2) dengan ancaman hukuman selama 10 tahun," pungkas Wira.

(Tribunnews.com/Nina Yuniar)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved