Senin, 6 Oktober 2025

Mengaku Rugi akibat Pagar Laut di Bekasi, Nelayan Berharap Patok Dibongkar

Nelayan merespons keberadaan pagar laut di perairan pesisir laut pantau Desa Segarajaya, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Tangkapan layar video warga/KOMPAS
Beredar sebuah video yang menunjukkan pagar misterius berbahan bambu muncul di perairan pesisir utara Kabupaten Bekasi, Jawa Barat 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang nelayan bernama Mitun (28) merespons keberadaan pagar laut yang terbuat dari bambu di perairan pesisir laut pantau Desa Segarajaya, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Mitun mengaku tak mengetahui tujuan pembuatan proyek pagar laut berukuran panjang dua kilometer dan lebar 70 meter itu.

Ia menyebut, dirinya dan para nelayan bingung dengan pagar laut yang sudah ada sejak sembilan bulan lalu itu.

"Patok-patok ini (pagar laut), tidak tahu ini buat bikin apa, apa mau bikin proyek, apa mau buat pelabuhan, apa mau bikin tempat makan-makanan, ya tidak tahu itu," kata Mitun saat ditemui di lokasi, Selasa (14/1/2025), dilansir Tribun Bekasi

Ia berharap supaya pagar laut itu segera dihilangkan sehingga para nelayan bisa beraktivitas kembali seperti sedia kala tanpa perlu memutari pagar laut.

"Kalau harapan kami maunya ya kayak dulu lagi aja, gitu. Ya, supaya jangan ada yang ngalangin nelayan. Supaya nelayan enak cari ikannya. Jangan ada patok-patok begitu," ujarnya.

Mitun mengungkapkan, semenjak ada proyek itu dirinya merugi dan memutuskan untuk tak lagi menjadi nelayan.

Pasalnya, penggunaan bahan bakar akan lebih boros karena perlu memutar arah lebih jauh.

"Udah tidak melaut (cari ikan), sekarang aktivitasnya membawa penumpang wisata aja ke sungai Jengkem," ucapnya.

Nelayan lain bernama Markum (45) juga menyampaikan keresahannya soal pembangunan proyek tersebut.

Baca juga: Pimpinan DPR RI akan Cek Siapa yang Bertanggungjawab soal Pagar Laut Tangerang

Ia mengaku mengalami penurunan omzet imbas limbah sisa pengerukan tanah hingga aktivitas pengerjaan proyek menggunakan alat berat, dalam hal ini ekskavator.

"Saya terganggu karena pendapatan menurut dari Rp20 ribu jadi Rp10 ribu, bahkan terkadang tidak," ucapnya.

Markum berharap pihak yang terlibat dengan proyek pagar laut ini mampu mencari solusi dengan segera.

"Harapannya ada solusi sih secepatnya ya," tuturnya.

Respons Pemprov Jabar

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat telah merespons keberadaan pagar laut ini. 

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved