Kemenkes Laporkan di Jakarta Ada 1 Kasus Cacar Monyet atau Monkeypox, Begini Kondisinya
Kemenkes melakukan tracing pada 6-7 orang yang melakukan kontak erat dengan pasien.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengkonfirmasi, di DKI Jakarta ada temuan satu kasus cacar monyet atau Mpox.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menerangkan, pasien kini dalam kondisi baik dan telah mendapatkan perawatan.
Pasien mengeluhkan gejala berupa demam dan lesi cacar yang cukup banyak.
Baca juga: Kementerian Kesehatan Malaysia Konfirmasi Dua Kasus Cacar Monyet
"Betul, ada 1 kasus di Jakarta. Pasien dirawat kondisi baik tetapi memang ada demam dan lesi seperti keropeng, papula, vesikel lesi seperti cacar yang cukup banyak," ungkap dia kepada wartawan, Selasa (17/10/2023).
Saat ini, pihaknya tengah melakukan tracking pada 6-7 orang yang kontak erat dari pasien.
Kontak tracing dilakukan melalui koordinasi dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
"Kontak erat masih dilakukan tracing oleh Dinkes DKI Jakarta, saat ini sudah ada 6-7 orang kontak erat yag di-tracing," ujar Siti Nadia.
Berikut gejala khas yang bisa terlihat jika seseorang terinfeksi monkeypox atau cacar monyet.
Masa inkubasi penyakit ini berlangsung 5-13 hari atau 5-21 hari dengan dua periode.
Pertama, masa inkubasi (0-5) hari memiliki gejala demam tinggi diikuti dengan sefalgia berat (nyeri kepala), limfadenopati, myalgia (nyeri otot), dan astenia (kekurangan energi).
Kedua, masa erupsi (1-3) hari pasca demam terjadi ruam pada kulit. Ruam 95 persen berada di wajah, telapak tangan, dan kaki 75 persen.
Mukosa 20 persen, alat kelamin 30 persen, selaput lendir mata 20 persen.
Gejala yang khas dari cacar monyet ini ada demam tinggi di atas 38 derajat celcius. Lalu merasakan sakit kepala yang berat. Juga ada limfadenopati yaitu benjolan di leher, ketiak, ataupun di selangkangan.
Stres dan Cemas Berlebihan karena Demo Rusuh, Ini Cara Akses Layanan Konseling Gratis dari Kemenkes |
![]() |
---|
Deteksi Kanker di Indonesia Makin Canggih, Kemenkes Berharap Bisa Gaet Pasien dari Mancanegara |
![]() |
---|
Penjelasan Lengkap Kemenkes Soal Penyebab Kematian Balita di Sukabumi, Bukan Cacingan, Tapi Sepsis |
![]() |
---|
Hingga Agustus 2025, 20 Juta Orang Sudah Ikut Cek Kesehatan Gratis, Ini Temuannya |
![]() |
---|
Kemenkes Ungkap Penyebab Kematian Balita R di Sukabumi, Benar karena Cacingan? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.