Kamis, 2 Oktober 2025

Di Indonesia Berita Tentang Muslim Uighur Banyak Propagandanya Ketimbang Faktanya kata Imam Pituduh

Robi Sugara mengatakan dilaksanakannya seminar nasional 'Muslim Uighur Fakta atau Propaganda' untuk memberikan prespektif baru tentang situasi dan kon

Penulis: Toni Bramantoro
Dok. pribadi
Suasana seminar nasional 'Muslim Uighur Fakta atau Propaganda' untuk memberikan prespektif baru tentang situasi dan kondisi sebenarnya muslim Uighur. 

Menurut Novi, persoalan yang dihadapi oleh muslim Uighur saat ini adalah separatism, terorisme dan nasionalime. Karena masalah inilah, China melakukan sejumlah program.

Ada tiga model yang sudah dilakukan oleh China: pertama dengan cara militeristik, kedua kesejahteraan sosial, dan ketiga cara akomodatif.

Cara pertama dan kedua dinilai gagal, dan yang dianggap berhasil adalah cara yang ketiga.

Novi menemukan fakta bahwa dalam sejarah panjang pemerintah komunis China, baru kali ini memberikan hari libur untuk hari besar Islam seperti Idul Fitri yang sebelumnya tidak pernah terjadi untuk agama manapun.

“Jadi situasi dan kondisi di China saat ini sudah sangat berubah,” jelas Novi.

Kemudian menurut narasumber ketiga Irfan Ilmie mengatakan bahwa masyarakat Indonesia melihat China bergantung dengan konstruksi awalnya. Jika konstruksi awal sudah negative, maka akan melihat China dari sisi negatifnya.

Tetapi kalau melihat China lebih netral atau konstruktif, maka akan berbeda hasilnya. Persoalannya saat ini, lanjut Ilmie, bahwa China dikenal sebagai negara komunis dan komunis disebut sebagai anti agama.

“Inilah yang terjadi, makanya jika ada berita kekerasan muslim Uighur, konstruksi negative ini langsung menerimanya,” kata Irfan.

Tidak berbeda dengan Imam Pituduh, kandidat doktro hubungan internasional Ahmad Syaefuddin Zuhri mengatakan bahwa berita propaganda kekerasan muslim Uighur lebih banyak diproduksi oleh media-media barat.

“Ini kelanjutan dari perang dagang Amerika dan China,” ujar Zuhri.

Kemudian salah satu peserta Bernama Munir yang hadir dalam acara seminar offline mengatakan bahwa kabar kekerasan muslim Uighur telah mendorong dirinya dan kelompoknya berniat melakukan aksi terror untuk kepentingan China di Indonesia. Munir adalah eks terorisme yang pernah membantu muslim Uighur masuk ke Indonesia sebagai foreign terrorist fighter (FTF).

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved