Rabu, 1 Oktober 2025

Awal Terbentuknya Ponpes Assyifa yang Ditanamkan Pedoman 3 S

Salat, Selawat, Sedekah (3 S), itu pedoman yang ditanamkan Pimpinan Pondok Pesantren Assyifa, Ustaz AA Anggi Assyifa kepada para santrinya.

Editor: Toni Bramantoro
tribunbogor
Awal Terbentuknya Ponpes Assyifa yang Ditanamkan Pedoman 3 S 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Yudistira Wanne

TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Salat, Selawat, Sedekah (3 S), itu pedoman yang ditanamkan Pimpinan Pondok Pesantren Assyifa, Ustadz AA Anggi Assyifa kepada para santrinya.

Terbentuknya Ponpes Assyifa yang berlokasi di Jalan Kincir Air, Kampung Pondok Manggis RT 4/3, Desa Bojong Baru, Bojonggede, Kabupaten Bogor rupanya memiliki cerita panjang sebelum pada akhirnya memiliki santri yang tangguh seperti saat ini.

Dahulu, Ustadz AA Anggi Assyifa merupakan seorang yang aktif dan berprofesi di bidang fotografi. Bahkan, Ustaz AA Anggi Assyifa memiliki studio fotografi dengan peralatan yang cukup lengkap.

Ustadz AA Anggi Assyifa
Ustadz AA Anggi Assyifa

Seiring berjalannya waktu, Ustaz AA Anggi Assyifa mulai mendapatkan hidayah dari Allah SWT untuk berangkat umrah ke Tanah Suci.

Berangkatnya Ustadz AA Anggi Assyifa juga didasari dari niat tulus dan tidak terlepas dari background kedua orangtuanya yang sejak dahulu merupakan guru ngaji.

"Awalnya itu, saya umroh di tahun 2015. Dulu saya fokus di fotografi sekitar tahun 2008-2016. Ketika itu saya punya studio fotografi. Tapi kedua orang tua punya basic guru ngaji," ujarnya.

"Walhasil 2015 saya bikin film di Mekah dan Madinah. Film dokumenter, film travel itu sampai empat hari, lalu saya doa di hajar aswad. Saya cuma bilang begini 'saya ini sudah bosan seperti ini karena melihat orangtua itu guru ngaji'," tambahnya.

Usai melakukan umrah, tekad Ustaz AA Anggi Assyifa semakin bulat untuk membangun Ponpes Assyifa dengan dana mandiri.

Namun, ketika hendak membangun, Ustaz AA Anggi Assyifa kembali diberi cobaan oleh Allah SWT lantaran tanah di area Ponpes selalu tergenang air.

"Begitu pulang itu saya dapat tanah wakaf ini. Bingung dapat tanah wakaf. Tanahnya dapat, tapi di sini rawa dan air semua, bagaimana saya cara bangunnya," bebernya.

"Terbentuknya itu sebenernya tahun 2014. Tapi belum bisa dibangun apa-apa karena di sini tergenang air, karena ini kan dulunya rawa-rawa, di sini seperti mangkuk jadi air turun semua ke sini," sambungnya.

Kendati demikian, Ustadz AA Anggi Assyifa enggan menyerah dengan keadaan, sampai pada akhirnya dia dipertemukan oleh empat orang anak laki-laki yang sekaligus itu merupakan santri pertamanya.

"Akhirnya ketemu dengan empat santri yang ketemu di gang. Masih menggunakan celana pendek. Cara saya mengajak ngaji ketika itu ya pokoknya para santri yang penting mau main dulu ke sini. Mangkanya namanya ceria," ungkapnya.

Dengan suasana ceria yang berhasil diciptakan, empat anak tersebut rupanya mengajak temannya yang lain untuk mengaji hingga akhirnya santri mulai banyak berdatangan di Ponpes Assyifa.

Banyaknya santri yang mulai tertarik, membuat Ustadz AA Anggi Assyifa mulai memutar otak untuk bagaimana caranya dapat mendirikan pondok berupa saung.

"Awal, mereka bermain layangan di area pesantren, nah dari empat anak itu mereka mulai ngajak teman-teman lainnya. 
Dari sana saya mulai berpikir untuk mendirikan tempat, seperti saung-saung. Akhirnya saya mulai menjual alat kamera saya untuk membangun saung pertama," tegasnya.

Terkait metode pengajaran, Ustadz AA Anggi menjelaskan bahwa Ponpes Assyifa hampir sama dengan Ponpes lainnya.

"Basic Ponpes Assyifa ini sama dengan Ponpes lainnya, kita menjaga suasana tradisional ini. Baru enam tahun, semua gratis tanpa dipungut biaya," bebernya.

Saat ini Ponpes Assyifa memiliki ratusan santri dan yang singgah di asrama ada sekitar 60 santri.

"Sekarang santri di sini ada 60 yang mondok, kalau pulang pergi jumlahnya mencapai 100 lebih santri," tandasnya. 

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved