Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Update Corona Jakarta 18 Agustus: Bertambah 513, Total Kasus Capai 30.465, Tertinggi di Indonesia

DKI Jakarta kembali menyumbangkan angka penambahan kasus Covid-19 dalam data yang dirilis pemerintah, Selasa (18/8/2020).

Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Anies Baswedan - Gubernur DKI Jakarta 

Dilansir laman covid19.go.id, hingga Selasa (18/8/2020) total sudah ada 143.043 kasus Covid-19 di Indonesia.

Terdapat penambahan 1.673 kasus baru dalam 24 jam terakhir.

Sementara itu kasus sembuh bertambah 1.848.

Sehingga total kesembuhan berjumlah 96.306.

Adapun kasus kematian dilaporkan bertambah 70 orang.

Sehingga total kematian mencapai 6.277 orang atau senilai 4,4 persen dari kasus terkonfirmasi.

Baca: Tegaskan Belum Ada Obat Aman dan Manjur untuk Covid-19, BPOM: Semuanya Masih Fase Uji Klinik

Tanda Baik

Sementara itu meski wabah Covid-19 dinilai belum mencapai puncaknya, ada tanda baik yang sudah mulai terlihat.

Hal itu diungkapkan Pakar Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM Unair) Surabaya, Dokter Windhu Purnomo.

"Ada tanda baik yang sudah ditunjukkan dari data yang ada, yaitu angka kematian menurun, dan kesembuhan meningkat," ujar Windhu saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (12/8/2020).

Ahli Epidemologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya, Windhu Purnomo.
Ahli Epidemologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya, Windhu Purnomo. (SURYA.CO.ID/Febrianto Ramadani)

Akan tetapi, jumlah akumulasi kasus aktif dari hari ke hari dinilai masih belum baik.

"Sudah pernah turun tapi naik lagi," ungkapnya.

Windhu menyebut, berdasar kasus by declare, yang dipebarui pemerintah per hari, kasus Covid-19 masih terus naik.

"Sampai tanggal ini kita belum memasuki puncak, gelombang pertama saja belum nyampai," imbuhnya.

Baca: Setelah Ridwan Kamil, Kini Doni Monardo Daftar Jadi Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19

Baca: Ekonomi RI Minus, BI: Wabah Covid-19 Tekan Pertumbuhan

Lebih lanjut Windhu mengungkapkan, pakar epidemiologi kesulitan untuk memperkirakan puncak Covid-19.

Dikarenakan, data kasus Covid-19 naik turun seiring perubahan kebijakan pemerintah.

"Epidemiologi saja, sebagai orang Kesmas, sulit memprediksi karena data itu naik turun karena kebijakannya juga berubah-ubah," ungkapnya.

Baca: Jokowi Optimis Vaksin Virus Corona Segera Ditemukan, Begini Tahap Pengujiannya

(Tribunnews.com/Gilang Putranto)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved