Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Tegaskan Belum Ada Obat Aman dan Manjur untuk Covid-19, BPOM: Semuanya Masih Fase Uji Klinik

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menegaskan bahwa sampai saat ini belum ada obat yang aman untuk mengobati virus corona atau Covid-19.

Penulis: Reza Deni
Editor: Adi Suhendi
freepik
Ilustrasi Covid-19 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menegaskan bahwa sampai saat ini belum ada obat yang aman untuk mengobati virus corona atau Covid-19.

"Beberapa uji klinik sedang dilaksanakan dan kemudian sudah dilakukan review. Sampai pagi ini belum ada satu statement yang menyatakan ini ada obat yang manjur dan aman untuk Covid-19. Semuanya masih dalam fase uji klinik," kata Anggota Komite Penilai Obat BPOM, Anwar Santoso dalam dialog publik di BNPB, Selasa (18/8/2020).

Hal tersebut mempertegas pernyataan dari Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) soal keberadaan obat Covid-19.

Bahkan, dikatakan Anwar, World Health Organization (WHO) pun tidak menyatakan ada obat yang direkomendasikan untuk menangani Covid-19.

Baca: Covid-19 Jadi Penyebab Kematian Ketiga di AS setelah Jantung dan Kanker

"Semuanya dalam status uji klinis," kata Anwar.

Sebelumnya, Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) memastikan hingga saat ini belum ada satu pun obat untuk mengobati pasien yang positif Covid-19.

Hal tersebut untuk menjawab soal klaim Universitas Airlangga (UNAIR) yang telah menemukan obat Covid-19.

"Belum ada satu pun yang kita bisa klaim sebetulnya merupakan satu obat, meskipun banyak klaim-klaim dari beberapa entah mengatakan penelitian atau tidak, tapi yang masuk dalam konsorsium itu belum satu pun yang bisa dikatakan inilah obat spesifik khusus untuk Covid-19," kata Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kemeristek/BRIN Ali Ghufron Mukti.

Baca: Kemenristek: Meskipun Banyak Klaim, Belum ada Satu pun Obat Spesifik Khusus Covid-19

Ghufron mengatakan imunomodulator yang diklaim dapat meningkatkan imun tubuh juga maaih dalam proses pengembangan lebih lanjut.

Lebih lanjut, Ghufon menjelaskan soal pembentukan konsorsium riset dan inovasi terkait Covid-19.

Di sana, terdapat sejumlah lembaga yang berlomba-lomba berinovasi terkait penanganan Covid-19.

Baca: Tanggapan IDI Tentang Obat Covid-19 Buatan TNI AD, Unair dan BIN yang Masuk Uji Tahap Akhir

"Terutama ada lima hal sebetulnya itu menyangkut prevention, itu menyangkut tidak saja imunomodulator tetapi juga vaksin, kemudian juga kita alat-alat kesehatan," katanya.

Selain alat kesehatan, Ghufron menyebut pihaknya juga sedang meneliti obat dan terapi Covid-19.

"Obat itu sedang kita teliti, banyak hal termasuk kalau kita dengar yang terakhir mengenai provinavir kemudian ritonavir ada digabung-gabung, dikombinasi dengan azitromisin dan lain sebagainya. Nah, kita juga tidak hanya berhenti pada obat, tapi terapi. Terapi termasuk plasma konvalesen dengan teman-teman di Kementerian Kesehatan, RSPAD dan lain-lain," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved